Kebengisan Dua Putri Konglomerat Korea ke Bawahan Terekspos
- Reuters
VIVA – CEO Korean Air mengungkapkan pengunduran diri dua orang putrinya dari jabatan penting di perusahaan dan afiliasinya setelah dua orang putri kandung konglomerat Korsel itu melakukan kekerasan di lingkungan perusahaan mereka.
Terakhir diketahui bahwa putri bungsu CEO Korean Air yang bernama Cho Hyun-min menyiram air minum ke wajah salah seorang koleganya ketika mereka sedang rapat.
Sementara kakaknya lebih awal terjerat kasus pada penerbangan dari Seoul menuju New York, AS pada tahun 2014. Dia melemparkan sebungkus kacang ke wajah pramugari hingga akhirnya sang putri taipan mendapatkan hukuman lima bulan penjara.
Dikutip dari laman BBC, Cho Hyun-min atau yang bernama Barat Emily merupakan Senior Vice President di perusahaan tersebut. Dia tak mengaku menyiramkan air minum. Namun dia mengatakan memang kehilangan kesabaran terhadap orang yang tak memberikan jawaban memuaskan dalam rapat tersebut yakni kepada salah seorang manajer iklan perusahaannya.
Menyusul kejadian tersebut, petisi kemudian muncul di situs web pemerintahan yang meminta agar Emily segera dihukum.
Sementara kakaknya yaitu Cho Hyun-ah yang bernama Inggris Heather diketahui melempar sebungkus kacang kepada seorang kru penerbangan karena tak terima kacang yang disuguhkan kepadanya tidak ditaruh dalam piring kecil. Heather telah menjalani hukuman beberapa bulan dan sempat kembali ke dunia kerja baru-baru ini mengurusi bisnis perhotelan yang masih bagian perusahaan Korean Air.
Heather yang berusia 44 tahun itu dihukum karena kelakukannya dianggap membahayakan penerbangan, termasuk penganiayaan dan melakukan kesewenangan terhadap orang lain.
Heather dan Emily merupakan putri keluarga super kaya asal Korsel. Mereka merupakan cucu pemilik Hanjin Group, salah satu kerajaan bisnis paling besar di negara itu. Sementara saudara lelaki mereka yang bernama Cho Won-tae menjabat sebagai Presiden dan COO Korean Air.
Menurut kantor berita Yonhap, polisi melakukan penggeledahan di rumah ketiga bersaudara itu baru-baru ini untuk kasus yang berbeda-beda. (ase)