16 Warga Palestina Tewas Bentrok dengan Pasukan Israel
- REUTERS/Amir Cohen
VIVA – Aksi demonstrasi di perbatasan Israel-Gaza kembali menelan korban jiwa. Kali ini, setidaknya 16 warga Palestna dan ratusan orang lain mengalami luka-luka akibat sikap represif pasukan keamanan Israel.
Dilansir dari Reuters, Sabtu, 31 Maret 2018, dilaporkan bentrokan pasukan Israel dengan warga Palestina karena tuntutan hak kembali ke wilayah yang ditempati Israel. Laporan pejabat medis Gaza, puluhan ribu warga Palestina melakukan aksi ini.
Warga Palestina disebut dalam aksinya berkumpul di sepanjang perbatasan Israel-Gaza sepanjang 65 km. Perkiraan pasukan militer Israel menghadapi warga Palestina adalah 30 ribu.
Pihak pasukan Israel sudah memberikan peringatan kepada warga Palestina agar menjauhi area perbatasan. Sebagian merespons permintaan pasukan Israel, namun ada yang mengabaikan seperti ratusan pemuda Palestina yang terus mencoba masuk ke perbatasan. Lemparan batu hingga pembakaran ban dilakukan warga Palestina.
Pasukan Israel tak tinggal diam. Mereka mengeluarkan tembakan peringatan langsung kepada warga Palestina yang berusaha menembus pagar keamanan perbatasan.
Pejabat kesehatan Palestina menyebut pasukan Israel menggunakan tembakan untuk mengusir para pengunjuk rasa. Selain itu, ada gas air mata dan peluru karet.
Dilaporkan pula dari keterangan saksi bahwa militer menempatkan pesawat tak berawak ke atas aksi peristiwa bentrokan untuk menjatuhkan gas air mata.
Korban Tewas
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan salah seorang warga yang tewas adalah remaja berusia 16 tahu. Setidaknya 400 orang terluka oleh tembakan langsung. Sementara yang lain terkena peluru karet dan menghirup gas air mata.
Dari keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, ada juga dua warga Palestina yang tewas karena tembakan rudal tank. Dua warga Palestina itu diklaim militer Israel sebagai anggota militan yang menyerang pasukan di perbatasan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas geram dengan aksi represif pasukan Israel. Ia menegaskan Israel bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi ini. Abbas pun menjadikan Sabtu, 31 Maret sebagai hari berkabung nasional.