Pilpres Mesir Tak Seru, Rival al-Sisi Ternyata Pendukungnya
- bbc
Walau pemenangnya hampir bisa dipastikan, warga Mesir tampak tetap bersemangat untuk memberikan suara, seperti pengamatan Sonny Sasongko yang berkunjung ke salah satu TPS pada hari pertama pemilihan Senin (26/03).
"Dari perbincangan kami dengan petugas di TPS, waktu itu jam tiga dan TPS dibuka jam sembilan, dan sudah ada 4.000 orang yang memberikan suara di satu TPS saja. Itu cukup mengejutkan kami. Selama enam jam sudah ada 4.000 pemilih, jadi luar biasa antusiasmenya."
Sementara pemberitaan dan juga foto-foto yang diterbitkan media pada Selasa (27/03) juga memperlihatkan optimisme dalam pemilihan presiden kali ini dengan semangat para pemilih dan bahkan di beberapa tempat pemungutan suara terasa suasana pemilihan.
"Dan kalau kita jalan di sekitar Kairo, itu bisa kita lihat kemeriahan di sekitar TPS, ada yang memutar musik, ada yang mengibarkan bendera. Jadi dari visual saja yang bisa kami tangkap, tergambar antusiasme mereka," tambah Sonny.
Rami Taha juga mengatakan bahwa pemilihan presiden yang sudah bisa diduga ini tetap membuat warga Mesir bersemangat memberikan suara: "Tetap bersemangat, antre di mana-mana saya lihat di jalanan. Semangat semua, pada nyoblos semua kok."
Bagaimanapun di Boulaq -salah satu kawasan miskin di ibu kota Kairo- tidak terlihat antusiasme para pemilih, seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
"Di seluruh jalan ini, saya kira hanya lima atau enam orang saja yang memberikan suara," kata Hazem Abu Ismail. "Kami tidak mendapatkan apa-apa dari memberikan suara, apalagi kalau menyita waktu kami untuk mencari nafkah."
Salah seorang yang dianggap bisa menjadi penantang serius Presiden al-Sisi adalah Jenderal Sami Anan, mantan kepal staf angkatan bersenjata. Dia gagal ikut pilpres dan malah ditahan hingga sekarang karena mengumumkan pencalonannya tanpa izin militer.
Calon lainya, Ahmed Shafiq, adalah mantan perdana menteri yang kalah tipis dari Mohammed Morsi dalam pemilihan presiden 2012. Namun setelah mengumumkan pencalonannya, dia malah dideportasi dari Uni Emirat Arab, tempat tinggalnya setelah kalah dari Morsi.