Syahrini, Holocaust, dan Kontroversi Tak Pernah Selesai
- bbc
Menurutnya, turis perlu melakukan riset sebelum berkunjung ke tempat baru yang belum dikenalnya. Cari informasi mengenai apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. "Turis perlu peka untuk melihat, misalnya apakah tempat itu bisa untuk berfoto atau tidak, dan bagaimana harus bersikap," kata dia.
Beberapa hari lalu dua orang turis juga menjadi perhatian akibat ulah mereka saat berfoto dengan tulang belulang manusia di Desa Adat Ke`te kesu, Toraja. Di kuburan batu, dua orang tersebut menyentuh dan bermain-main dengan tengkorak dan bahkan berfoto seperti akan menginjak tulang.
"Di Indonesia sebenarnya sudah ada sistem kearifan lokal untuk menjaga tempat-tempat sensitif. Misalnya pernyataan, hati-hati bicara dan bersikap, nanti pamali," kata Farchan. Turis, kata dia, harus menghormati kearifan lokal tersebut dan adat yang berlaku di daerah yang dikunjunginya.
Menurut Susan Poskitt, traveller yang terkenal dengan webnya Pergidulu, sebagai pejalan dia selalu berusaha memahami bahwa memang ada budaya yang berbeda di setiap tempat.
"Setiap wisatawan juga harus bisa menghargai sejarah suatu tempat. Kenapa suatu tempat bisa populer? Kebanyakan adalah karena sejarah di baliknya. Bukan sekedar tempat untuk foto-foto," kata dia. Menurutnya, kebanyakan turis saat ini berkunjung ke suatu tempat hanya untuk alasan foto.
Padahal, menurutnya, dalam hal traveling yang lebih seru adalah memahami sejarah di balik setiap tujuan agar kunjungan memiliki arti yang lebih dalam.