Duterte Kesal Ulahnya Diselidiki Mahkamah Internasional
- bbc
Presiden Duterte juga mengecam hal yang disebutnya sebagai `serangan yang tidak beralasan, belum pernah terjadi, dan memalukan` dari PBB kepada dia dan pemerintahannya.
"Tindakan yang dituduhkan kepada saya bukan genosida dan juga bukan kejahatan perang. Kematian terjadi dalam proses operasi kepolisian yang sah yang tidak bertujuan untuk membunuh."
Pernyatan itu bertolak belakang dengan komentar-komentar Duterte terkait perang melawan narkoba, termasuk kesiapannya untuk `membantai` para pengedar maupun korban narkoba.
Kampanye Filipina untuk membasmi narkoba itu, menurut polisi, sudah menewaskan sedikitnya 4.000 terduga sejak Presiden Duterte berkuasa tahun 2016 lalu. Namun para pegit hak asasi manusia memperkirakan jumlah yang sebenarnya jauh lebih tingi.
Dunia internasional mengecam cara Filipina dalam mengatasi narkoba tersebut.
Fatou Bensouda pertama kali mengatakan `amat prihatin` dengan laporan tentang pembunuhan tanpa proses hukum pada Oktober 2016, sekitar empat bulan setelah Presiden Duterte berkuasa dengan kampanye memberantas pengedar narkoba.
Dan bulan lalu, ICC mengumumkan penyelidikan awalnya sementara Dewan Hak Asasi PBB mempertanyakan `catatan hak asasi manusia Filipina dan meminta negara itu menerima seorang pelapor khusus PBB`.