Bangladesh Siapkan Pulau Berlumpur untuk Pengungsi Rohingya
- VIVA.co.id/SOS ACT Dok
VIVA – Pemerintah Bangladesh tengah berupaya mengubah sebuah pulau terpencil di Teluk Bengal yang tidak berpenghuni dan berlumpur, untuk dijadikan 'rumah' bagi 100 ribu warga etnis Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan militer di Myanmar.
Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, mengatakan penempatan pengungsi Rohingya di pulau dataran rendah itu bersifat sementara, untuk mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsi Cox's Bazar. Sebab, saat ini ada sekitar 700 ribu orang yang telah mengungsi ke wilayah tersebut.
Salah satu penasehat PM Bangladesh menjelaskan, begitu sampai di sana, pengungsi Rohingya hanya bisa meninggalkan pulau tersebut jika mereka ingin kembali ke Myanmar atau dipilih untuk mendapatkan suaka oleh negara ketiga.
"Ini bukan kamp konsentrasi, tapi mungkin akan ada beberapa batasan. Kami tidak memberi mereka paspor atau kartu identitas Bangladesh," kata penasihat H. T. Imam, dilansir dari Straits Times, Jumat, 23 Februari 2018.
Dia mengatakan bahwa hingga kini belum diputuskan prosedur tetap untuk memilih Rohingya yang akan dipindahkan dari Cox's Bazar ke pulau itu. Namun, kemungkinan akan diambil secara undian maupun secara sukarela.
Insinyur Inggris dan China membantu mempersiapkan pulau tersebut untuk menerima pengungsi sebelum terjadinya hujan monsun, yang diperkirakan dimulai pada akhir April.
Floating Island, yang muncul dari lumpur sekitar 20 tahun yang lalu, berjarak sekitar 30 kilometer dari daratan. Pulau datar yang terbentuk akibat pergeseran bumi itu kerap terendam air laut pada kisaran Juni hingga September.
Penduduk pulau terdekat di sekitar Floating Island mengatakan wilayah tersebut kerap dilalui oleh pembajak laut atau penyandera yang menculik nelayan untuk mendapatkan uang tebusan. (ren)