Pesan Apa di Balik Penolakan Wajib Jilbab di Iran?

Ilustrasi-perempuan
Sumber :
  • http://infoyunik.blogspot.com

VIVA – Gelombang protes perempuan Iran mengenai aturan busana di negaranya masih bergerak. Para perempuan kini menolak jika persoalan pakaian mereka diatur.

Hina Ulama Besar Indonesia Prof Quraish Shihab, Artis TikTok 'Dirujak' Netizen

Salah satunya soal jilbab. Itu juga diperkuat dengan hasil riset yang dilakukan pemerintah Iran, bahwa kini memang sebanyak 49,8 persen atau hampir separuh warganya menolak pengaturan soal busana.

"Setiap orang harus bisa memutuskan sendiri apa yang harus mereka kenakan," ujar seorang dokter gigi perempuan Iran bernama Samar, seperti dikutip chanelnewsasia, Kamis, 8 Februari 2018.

Momen Gemes Kim Soo Hyun Tanya Penggemar Soal Hijab

Gerakan menolak pengenaan jilbab di Iran, meluas beberapa pekan ini. Seorang perempuan muda bernama Vida Mohaved (31), pun menjadi simbol pergerakan ini. 

Fotonya yang tersebar karena melepas jilbab lalu mengikatnya di sebuah tongkat sehingga menyerupai bendera menjadi ikon fenomenal.

RS Medistra Tegaskan Tak Ada Diskriminasi, 30% Pegawai Perempuan Pakai Jilbab

"Saya melepas jilbab karena saya capek dengan pemerintah yang mengatur saya tentang apa yang harus dilakukan dengan tubuh saya," kata Vida beberapa waktu lalu.

Meski kemudian ia diamankan oleh kepolisian dan mesti membayar jaminan $110 ribu pada 26 Januari, namun hal itu justru memicu gelombang protes lain.

Di linimassa jejaring sosial, ramai-ramai para perempuan Iran mengunggah foto mereka melepas jilbab. Sejalan itu, 29 perempuan yang menunjukkannya langsung di muka umum pun langsung digelandang.

Sesungguhnya penolakan kewajiban jilbab di Iran telah ada sejak 1979, atau tepat setelah peraturan jilbab pertama kalinya diterbitkan Iran yang juga bersamaan dengan hari perempuan internasional.

Terlepas itu, kini fenomena Revolusi Jilbab yang digaungkan di Iran, sejatinya memang murni menolak aturan ketat dari pemerintah. Seorang perempuan yang ditangkap kepolisian saat melepas jilbabnya bahkan mengakui jika memang mereka bosan dengan aturan itu.

Ia menyebut jika para perempuan kini bukan menolak jilbabnya, namun mereka ingin menegaskan kepada pemerintah bahwa wanita memiliki hak untuk memilih apa yang diinginkannya.

"Pesan warga ini sudah jelas. Para wanita, dan anak perempuan, muak dengan kewajiban jilbab. Mereka ingin mengatur sendiri pakaian yang mereka ingin pakai, " ujarnya seprti dilansir dalam post-gazette. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya