Kepada Italia, Indonesia Sampaikan Keresahan soal Sawit
- VIVA/Dinia Adrianjara
VIVA – Pemerintah Indonesia kembali menyampaikan keprihatinannya terkait dengan putusan parlemen Uni Eropa yang melarang penggunaan produk kelapa sawit dalam penggunaan biofuel mulai 2020.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia, Angelino Alfano di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Februari 2018.
"Kelapa sawit adalah hal penting bagi kepentingan nasional Indonesia dan kelapa sawit tidak dapat diabaikan bagi kepentingan bangsa. Kita melakukan pendekatan ekonomi yang cukup seimbang antara pembangunan ekonomi dan isu lingkungan," ujar Retno dalam pernyataan persnya.
Dalam hal ini Italia merupakan mitra terbesar ketiga sawit Indonesia ke Eropa, sehingga kelapa sawit Indonesia juga memiliki kontribusi dalam perekonomian Italia.
"Oleh karena itu Indonesia meminta perhatian pemerintah Italia atas diskusi Dewan Parlemen dan Komisi Eropa," kata Retno.
Kedua menlu juga menyoroti semakin intensifnya kerja sama ekonomi antara kedua negara. Italia merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia di Uni Eropa, di mana pada November 2017Â angka perdagangan kedua negara sudah melebihi US$30 miliar dan mengalami kenaikan lebih dari 16 persen.
"Kita ingin gunakan tren positif ini untuk meningkatkan ekonomi dan hubungan perdagangan kedua negara," ungkap Retno.
Untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Italia, kedua negara sepakat untuk mengangkat tema terkait UMKM dan ekonomi kreatif. Hal ini lantaran Italia memiliki kekuatan di ekonomi kreatif dan Indonesia yang juga memiliki banyak talenta positif di bidang yang sama.