Sofyan Wanandi Rugi Ratusan Miliar di Padang
VIVAnews - Sofyan Wanandi, pemilik PT Asuransi Wahana Tata menanggung kerugian ratusan miliar rupiah untuk mengcover asuransi sejumlah hotel, gedung dan plaza yang menjadi korban gempa di Padang.
"Kerugian minimal 200-300 miliar. Tapi, masih dihitung persisnya berapa," ujar Sofyan kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2009.
Menurut dia, beberapa gedung, seperti hotel, plaza, ruko dan perkantoran diasuransikan ke Wahana Tata, perusahaan asuransi terbesar di Sumatera Barat. Hotel itu antara lain adalah Hotel Ambacang, Pangeran, Hotel Mariani International, dan Hotel Bumi Minang.
Selain hotel, Wahana Tata juga menanggung asuransi kerugian pusat belanja terbesar di Kota Padang, yakni Plaza Andalas. Pusat belanja ini rusak berat oleh gempa dengan kekuatan 7,6 skala Richter di Pariaman.
Namun, dia mengingatkan kerugian yang akan ditanggung oleh Wahana Tata tergantung pada kontrak yang diteken bersama. Apakah asuransi yang di-cover masuk kategori total lost 100 persen atau sebagian, yakni 50 persen, 30 persen atau berapa.
Menurut Sofyan, Wahana Tata juga tidak akan menanggung sendiri kerugian tersebut. Namun, Wahana berbagi kerugian dengan perusahaan asuransi lainnya karena memang direasuransikan.
"Kami kerja sama dengan reasuransi lokal dan internasional, seperti Allianz dan Munich Re dari Eropa," katanya. "Kalau ditanggung sendiri, bisa bangkrut kami."
Namun, dia menekankan Wahana Tata akan menanggung kerugian paling besar dibandingkan perusahaan asuransi lainnya. Sebab, Wahana Tata menjadi leader dari konsorsium asuransi yang akan menanggung kerugian di sana.
"Kami sudah punya nama di sana. Kalau kami tidak menanggung porsi terbesar, asuransi lain tidak ada yang mau," katanya.
Dia memberikan contoh ketika terjadi tsunami di Aceh beberapa tahun lalu. Saat itu, pabrik semen terbesar di sana hancur lebur diterjang tsunami. Pabrik tersebut diasuransikan ke Wahana Tata.
"Kemudian Wahana Tata bersama konsorsium menanggung kerugian hingga Rp 600-700 miliar," katanya. "Sekarang, pabrik semen itu sudah dibangun dan berproduksi kembali."