Janji Jokowi Rumah DP 1 Persen Tersebar di Seluruh Indonesia
- Dokumentasi REI.
VIVA.co.id – Implementasi program Pembangunan Sejuta Rumah, disingkat PSR, terus dipantau langsung oleh Presiden Joko Widodo. Kali ini, dia menyoroti realisasi program tersebut di Balikpapan, Kalimantan Timur.Â
Dalam kunjungannya Kamis kemarin, 13 Juli 2017, Jokowi menyambangi Perumahan Pesona Bukit Batuah di Batu Ampar, Balikpapan, Kalimantan Timur. Di perumahan itu, rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan uang muka (Down Payment) satu persen dibangun pengembang anggota Realestat Indonesia (REI) PT Karya Pama Marga Abadi.
Jokowi berjanji, subsidi uang muka maupun bunga kredit rumah MBR akan terus diberikan dan dibangun di seluruh Indonesia. Pemerintah setiap tahun akan menambah terus kebutuhan anggaran untuk subsidi, tergantung kebutuhan di lapangan.Â
"Banyak masyarakat bilang program (rumah rakyat) ini sangat membantu. Kemarin, kita sudah resmikan perumahan untuk MBR di Cikarang (Jawa Barat) dan sekarang di Balikpapan. Nanti, menyusul kota-kota lainnya, " kata Jokowi dikutip dari keterangan resminya, Jumat 14 Juli 2017.Â
Jokowi menjelaskan, rumah murah perumahan Bukit Batuah yang ditinjau, akan dibangun sebanyak 4.000 unit di atas lahan seluas 43 hektare. Di mana, 2.000 unit di antaranya sudah terjual. Sebanyak 500 unit sudah terbangun, bahkan dihuni. Harga jual rumah dipatok sekitar Rp128 juta hingga Rp135 juta.
Jokowi mengaku puas dengan kualitas rumah yang dibangun pengembang anggota REI tersebut.
"Saya kira, ini cukup layak huni. Lumayan bagus kok. Tetapi, jangan dibandingkan dengan rumah komersial yang mewah, ini kan sifatnya rumah tumbuh. Yang pasti, tadi saya dengar rakyat senang bisa membeli rumah terjangkau," ujar Jokowi.
Jamin pasokan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengaku siap mendukung penuh komitmen Presiden Jokowi dalam pembangunan rumah rakyat bagi MBR. Apalagi, REI sudah mengikrarkan diri sebagai garda terdepan membangun rumah rakyat.
"REI memang fokus membangun rumah MBR sekarang dan kami punya target membangun 200 ribu unit rumah rakyat di 2017, sehingga kunjungan ini diharapkan memacu pengembang di daerah lain untuk memasok lebih banyak rumah rakyat," tegas pria yang akrab dipanggil Eman itu.Â
Dia menambahkan, semangat pengembang daerah cukup tinggi membangun rumah subsidi. Di Provinsi Kalimantan Timur saja, tahun ini target akan dibangun 8.000 hingga 10 ribu unit rumah, dan hingga Juni 2017 sudah terealisasi separuhnya.
Dia memastikan, REI akan terus membangun rumah rakyat guna membantu pemerintah menyediakan rumah layak dan terjangkau. Namun, Eman juga mengharapkan supaya program ini juga didukung penuh stakeholder (pemangku kebijakan) lainnya.
Sebab, lanjutnya, dukungan dari sejumlah stakeholder belum maksimal saat ini di saat REI ingin berlari kencang merealisasikan program tersebut. Misalnya soal perizinan, sertifikasi tanah yang lama atau pasokan listrik di sejumlah daerah yang masih jadi kendala.
"Pengembang kan sudah selesaikan proyeknya sesuai aspek yang ditentukan. Jadi, ini perlu di-support oleh stakeholder yang lain misal perbankan, pemda, PLN, PDAM dan BPN. REI berharap, semua stakeholder bisa optimal mendukung program sejuta rumah," papar Eman.
Menurut dia, penyediaan listrik dan air bersih merupakan salah satu syarat untuk akad kredit. Kalau semangatnya tidak sama, kemudian pasokan listrik atau air lama, maka akad kredit tertunda dan yang menderita adalah pengembang. Karena menanggung bunga kredit konstruksi (modal kerja) yang tinggi. Padahal, membangun rumah subsidi marginnya cukup kecil yakni di bawah 10 persen.
"Kalau enggak bisa jualan dan harus bayar bunga pinjaman modal kerja terus, nanti boro-boro untung malah colaps," kata dia.
Eman kembali mengimbau seluruh anggota REI di seluruh Indonesia untuk terus memacu, bahkan mempercepat pembangunan rumah rakyat. Sementara itu, dari sisi permintaan dia yakin pemerintah akan melakukan berbagai hal supaya rakyat makin terjangkau beli rumah. (asp)