Garuda Rawat Pesawat Maskapai Afghanistan dan Afrika

Pesawat Baru Garuda Indonesia
Sumber :
  • ANTARA/ Yudhi Mahatma

VIVAnews - Jumlah pelanggan Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia dari kawasan Asia Selatan meningkat setelah GMF mendapatkan kepercayaan melakukan perawatan pesawat KAM Air, maskapai asal Afghanistan. Kerjasama dengan KAM Air untuk perawatan pesawat Boeing 747-200F dengan Potensi pendapatan dari kerjasama ini mencapai US$10 juta.

Kontrak kerja sama berdurasi tiga tahun ini ditandatangani oleh Agus Sulistyono selaku Direktur Base Operation GMF dan Hashim Azim selaku KAM Air Technical Director di Indo Defence 2012 yang berlangsung di Jakarta International Expo pada 7 November 2012.

Agus menjelaskan sebelum menyerahkan perawatan C-Check pesawat B747-200F dengan registrasi 4L-TZS ini, GMF telah mengerjakan pengecatan (painting) pesawat A320 KAM Air dengan hasil memuaskan. “Pesawat B747-200F ini merupakan pesawat KAM Air yang kedua,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu 7 November 2012.
 
Ia mengatakan kepercayaan KAM Air sangat penting untuk memperkuat penetrasi pasar GMF di kawasan Asia Selatan. Pertumbuhan pasar Asia Selatan dalam lima tahun terakhir cukup menjanjikan. Pertumbuhan industri penerbangan di India yang menjadi basis perusahaan penerbangan besar turut memicu perkembangan bisnis penerbangan yang sangat pesat.

Kepercayaan KAM Air semakin mendorong kepercayaan industri penerbangan di kawasan Asia Selatan terhadap GMF. Sebab, sejumlah maskapai dari negara-negara di kawasan ini menjadi customer GMF seperti Spice Jet (India), United Airways (Bangladesh), Pakistan International Airlines (Pakistan), dan lain-lain.

Selain itu, GMF berpeluang menambah pendapatan sebesar US$3 juta dari kontrak kerjasama perawatan pesawat DC-10 Avient Aviation. GMF menandatangani kontrak untuk merawat pesawat DC-10 yang dioperasikan Avient Aviation selama tiga tahun.

Menurut Agus Sulistyono, kepercayaan maskapai asal Harare, Zimbabwe ini sangat penting bagi GMF karena Avient Aviation beroperasi di wilayah Eropa. Bahkan, Avient juga mengoperasikan sebuah kantor di Inggris untuk menangani operasional armadanya di Eropa. Avient terepresentasi di 34 negara dengan 55 kantor cabang dan memiliki 130 reception point di seluruh dunia.

“Basis operasional di Eropa ini dapat meningkatkan citra GMF di pasar Eropa,” katanya.

Selain Avient, sejumlah maskapai kargo dari berbagai negara telah menyerahkan perawatan armadanya kepada GMF. Beberapa di antaranya adalah Midex Airlines dari Sharjah, Uni Emirate Arab. Selain itu, kepercayaan Avient semakin meningkatkan reputasi GMF sebagai maintenance provider di kawasan Afrika.

Menurut Agus Sulistyono, GMF memanfaatkan kecenderungan pengalihan perawatan pesawat ke kawasan Asia Pasifik dan Amerika Selatan dengan meluaskan jangkauan pasarnya. Pasar perawatan global ini tidak hanya dimonopoli airlines yang memiliki bengkel perawatan sendiri, tapi mulai di-outsource ke pihak lain.

"Peluang ini cukup terbuka karena pasar perawatan global diprediksi tumbuh menjadi US$56,7 miliar pada tahun 2014 dengan potensi pekerjaan yang di-outsource diperkirakan mencapai 73 persen dari total pekerjaan perawatan," katanya.

Agus mengatakan GMF sangat selektif memilih customer agar sejalan dengan cita-cita GMF menjadi world class company of customer choice. Karena itu, customer GMF AeroAsia rata-rata tergolong airlines besar di negara tempat maskapai beroperasi.

"Selain maskapai yang sehat secara finansial,  kami juga memilih customer dengan reputasi yang baik dalam bisnis penerbangan," katanya. (adi)

Ada yang Menarik di Aplikasi AirAsia MOVE
Anggi Pratama dan Stevie Agnecya

Bikin Haru, Anggi Pratama Ungkap Perubahan Hidupnya di 100 Hari Setelah Stevie Agnecya Meninggal Dunia

Anggi Pratama menceritakan perubahan hidupnya, setelah 100 hari kepergian sang istri, Stevie Agnecya.

img_title
VIVA.co.id
5 Juli 2024