Tabungan Bisa Terkikis Inflasi, Ini Bisa Jadi Salah Satu Opsi Simpanan

Ilustrasi menabung.
Sumber :
  • vstory

Jakarta – Tabungan dinilai bisa terkikis akibat inflasi kenaikan biaya hidup dan laju inflasi yang diprediksi bisa tinggi. Hal ini menjadi realita yang dihadapi banyak individu dan keluarga di Indonesia. 

5 Aplikasi Penghasil Uang yang Bikin Dompet Tebal, Sudah Coba?

Chief Executive Officer (CEO) Whiz, Dominic Sumarli menyoroti kebutuhan akan tabungan yang aman penting, tapi juga harus memberikan hasil yang optimal. Ia mengatakan bahwa Whiz Smart Saver bisa menjadi salah satu solusi.

"Whiz Smart Saver menawarkan solusi tabungan cerdas dengan tingkat bunga sebesar 6.75 persen, Whiz Smart Saver tak hanya mengimbangi laju inflasi, tapi juga memberikan potensi peningkatan daya beli uang penggunanya," ujar Dominic dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Maret 2024.

Menjadi Akar Perekonomian Nasional, Menko Airlangga Dorong Koperasi Terus Tumbuh dan Beregenerasi

Ilustrasi Menabung

Photo :

Dengan bekerja sama dengan Bank Perekonomian Rakyat (BPR), Whiz Smart Saver menawarkan tingkat bunga yang tinggi dan tetap aman karena dijamin penuh oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Talitha Curtis Bongkar Permintaan Keluarga dari Pernikahan Transaksional, Mulai dari Uang hingga Aset Materi

Dengan berbagai opsi penempatan, mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan, Whiz Smart Saver memberikan fleksibilitas kepada pengguna. Whiz Smart Saver memastikan bahwa tabungan pengguna tidak hanya bertahan dari dampak inflasi, tapi juga mampu tumbuh seiring waktu.

Melalui tabungan jangka panjang ini, pengguna dapat memiliki tabungan yang aman dan menguntungkan, menciptakan kestabilan keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi. 

Dalam situasi ekonomi yang serba tak pasti saat ini, banyak yang merasa khawatir setiap melihat tabungannya. Per-Februari 2024, tingkat bunga rata-rata pada rekening tabungan & deposito di lima bank terbesar di Indonesia saat ini berkisar pada angka 0,1 persen hingga 3 persen. Bahkan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa BI kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada semester II-2024.

Di lain kesempatan, Perry Warjiyo juga memproyeksi inflasi tahun 2024 mencapai 3.2 persen. Hal ini bisa menjadi faktor yang merugikan bagi mereka yang menyimpan uang dalam bentuk tabungan dengan tingkat bunga yang rendah. Penting untuk dicatat bahwa tingkat bunga yang tidak dapat mengimbangi inflasi dapat mengakibatkan terkikisnya daya beli uang yang disimpan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya