ASEAN-BAC: Thailand Jadi Contoh yang Berhasil Memanfaatkan Potensi Investasi Asing di ASEAN

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) yang juga Ketum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid.
Sumber :
  • Dok. ASEAN-BAC.

Jakarta – Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyatakan, Thailand menjadi contoh bagi negara-negara ASEAN dalam memanfaatkan potensi foreign direct investment (FDI) di negara itu. Negara-negara ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Penjelasan OIKN soal Heboh Aguan Investasi di IKN Demi Selamatkan Jokowi

Arsjad mengatakan, dirinya selaku Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023, sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemerintah Thailand untuk memfasilitasi kemudahan berusaha bagi investor asing.

“Banyak hal yang bisa dikerjasamakan di berbagai sektor antara Thailand dan ASEAN, juga dengan Indonesia,” kata Arsjad di Bangkok, Thailand seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Senin, 10 Juli 2023.

Kelas Menengah Wajib Tahu! Ini 6 Kebiasaan Orang Super Tajir Kelola Keuanganya

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.

Photo :
  • Tangkapan layar.

Investasi asing langsung, lanjut dia, menjadi elemen penting bagi pembangunan ekonomi, industri, dan perdagangan Thailand. Di ASEAN, Thailand juga menjadi salah satu negara dengan reformasi peraturan bisnis terbanyak, memfasilitasi proses pengaturan, dan mengurangi waktu untuk memulai bisnis dari 29 hari menjadi 6 hari

Dukung Kesejahteraan Buruh, Anindya Bakrie: Kenaikan Upah Seiring Peningkatan Produktivitas

Arsjad bersama delegasi berada di Bangkok, pada  6 – 9 Juli 2023 dalam rangka roadshow kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC Tahun 2023. Sebelumnya, ASEAN-BAC melakukan roadshow  ke Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Australia

Delegasi ASEAN-BAC bertemu pejabat pemerintah dan para pelaku usaha di Thailand. Dalam pertemuan yang ada, beberapa hal dibahas utamanya mengenai isu prioritas ASEAN-BAC seperti transformasi digital dalam finansial, pembangunan berkelanjutan terkait ekosistem energi bersih seperti EV, ketahanan pangan di kawasan, penguatan infrastruktur kesehatan, dan yang paling penting adalah penguatan investasi dan perdagangan intra-ASEAN. 

Para delegasi juga secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 dan Asean Business Awards (ABA) 2023 yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 3-4 September 2023.

Investasi Langsung di Thailand Naik Didukung oleh Sektor Elektronik hingga Kendaraan Listrik

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Pada tahun 2022 realisasi investasi di Thailand mencapai US$ 20 miliar atau naik 39 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong investasi asing langsung di sektor elektronik, rantai pasokan kendaraan listrik (EV), dan pusat data.
 
“Thailand  saat ini menjadi  lokasi produksi  bagi pembuat mobil internasional, seperti Mercedes, Toyota, dan GWM, terutama untuk kendaraan listrik. Thailand tumbuh menjadi magnet bagi investor asing dalam mengembangkan kendaraan listrik  di wilayah ASEAN,” jelas Arsjad.

Selain itu, lanjut Arsjad, delegasi ASEAN-BAC yang dipimpinnya juga menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait upaya peningkatan investasi di sektor pertanian dan pangan. ASEAN-BAC berusaha untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN yang lebih inklusif pada kedua sektor tersebut. Telah dikembangkan legacy project seperti Inclusive Closed Loop Model for Agricultural Product dan ASEAN One Shot Campaign.

Usaha Patungan Thailand dan Indonesia

Sementara itu, terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Arsjad menjelaskan bahwa  Indonesia memiliki kepentingan yang sama dengan Thailand dalam memproduksi kendaraan listrik dan baterai otomotif.  Saat ini telah dibentuk  usaha patungan melalui  kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Thailand untuk  memperkuat rantai pasokan otomotif.

“Dengan mengintegrasikan sumber daya, teknologi, dan kemampuan produksi,  kami dapat membangun rantai pasokan yang efisien dan tangguh di ASEAN untuk industri EV global,” kata dia.

Posisi strategis Thailand dan Indonesia di pasar otomotif dunia, ditambah  sumber daya  alam melimpah, seperti bauksit dan nikel, menjadikan kedua negara itu sebagai  surga investasi.

Sementara itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega menyatakan bahwa saat ini telah terbentuk sebuah integrasi sistem QRIS antara Indonesia dan Thailand. Keterbukaan ini menciptakan peluang besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan bisnis pariwisata di kalangan negara-negara ASEAN.

“QRIS menawarkan solusi pembayaran yang efisien dan aman, dan memperluas jangkauan ke basis konsumen yang lebih luas di Thailand dan Indonesia.  Secara bersamaan, konsumen di kedua negara akan menikmati aksesibilitas yang lebih besar ke berbagai produk.  Integrasi sistem QRIS di Thailand merupakan kebanggaan ASEAN-BAC untuk  membangun sistem pembayaran Kode QR di ASEAN,” kata Dino.

ASEAN-BAC juga menjalin kemitraan erat dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menciptakan iklim bisnis yang ramah lingkungan, seperti PT Astra International Tbk., Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, dan Mayora Group.

Indika Energy bergerak pada sektor bisnis yang berkelanjutan. “Indika telah mendiversifikasi bisnisnya di luar batu bara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil. Indika, lanjutnya telah membentuk kemitraan dengan perusahaan berbasis di Taiwan, Foxconn dan tiga entitas lainnya untuk secara kolektif menginvestasikan US$ 8 miliar dalam memproduksi EV dan baterai di Indonesia,” ujar Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy.

Sinar Mas melalui Sinar Mas Agribusiness & Food juga berupaya untuk selalu mengutamakan aspek keberlanjutan dalam proses bisnisnya. “Kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis dan memperluas pangsa pasar. Jangan lupa, aspek berkelanjutan harus tetap diprioritaskan,” kata Franky Oesman Widjaja, Chairman & CEO Sinar Mas Agribusiness and Food.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya