OJK Ungkap Stabilitas Sistem Keuangan Bantu Topang Kinerja Positif Ekonomi RI

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyebut, kinerja perekonomian nasional Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Kondisi ini dikatakan didukung oleh resiliensi sektor keuangan.

Menteri Maman Pastikan Kebijakan PPN Naik Jadi 12 Persen Tak Pengaruhi Kinerja UMKM

Hal itu berdasarkan dari rilis laporan Article IV Consultation oleh International Monetary Fund (IMF), yang menyebut bahwa kondisi itu antara lain didukung oleh solidnya stabilitas sistem keuangan di Tanah Air.

"Kinerja positif perekonomian turut didukung oleh stabilitas sistem keuangan yang solid," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam telekonferensi, Selasa, 4 Juli 2023.

Penjelasan OJK soal Penggeledahan Kantor oleh KPK

Ketua DK OJK Mahendra Siregar.

Photo :
  • istimewa

Dalam Laporan tersebut, skenario ekonomi terburuk stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap dapat terjaga baik.

Setelah Bank Indonesia, Giliran KPK Geledah Kantor OJK soal Korupsi Dana CSR

"Dengan buffer permodalan dan likuiditas perbankan yang dimiliki, diperkirakan mampu menyerap risiko yang muncul," ujarnya.

Mehendra menambahkan, sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung, kinerja korporasi juga turut terangkat dan sudah mulai mengalami perbaikan dibandingkan dengan masa pandemi COVID-19 lalu.

Assessment OJK sampai dengan kuartal I-2023 menunjukkan, jumlah korporasi dalam tekanan yang sempat meningkat selama pandemi COVID-19, bahkan meninggalkan scaring effect yang cukup dalam untuk beberapa sektor, sudah semakin menurun.

Karenanya, Mahendra pun menegaskan bahwa OJK mendukung transisi yang baik dari era pandemi COVID-19, dengan melakukan normalisasi pijakan secara bertahap sehingga tidak menimbulkan guncangan.

"Kebijakan ini akan ditempuh secara terukur, sehingga tidak menimbulkan moral Hazard," kata Mahendra.

"OJK juga telah meminta perbankan dan perusahaan pembiayaan untuk terus membentuk cadangan yang memadai, guna mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang bersumber dari perekonomian global ke depan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya