Sejarah Mixue: Modal Rp9 Juta Kini Punya 21.582 Gerai di Seluruh Dunia

Gerai Mixue yang mulai menjamir di Indonesia
Sumber :
  • Mixue

VIVA Bisnis – Perusahaan minuman dan es krim asal China, Mixue secara masif memperluas jaringan bisnisnya di Indonesia. Terpantau gerai es krim Mixue telah bertebaran hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Siap Berbisnis Franchise? Ini 8 Langkah Awal untuk Memulainya

Dilihat dari slogan yang tertulis di bawah merek dagangnya, Mixue merupakan perusahaan yang menyajikan aneka ragam es krim dan teh yang telah berdiri sejak 1997. Diketahui bisnis ini dirintis oleh Zhang Hongchao saat ia masih menjadi mahasiswa.

Mixue

Photo :
  • Istimewa
Prabowo's China Visit Yields $10 Billion in Multi-Sector Agreements

Menurut informasi yang dihimpun The Lowdown Momentum, Rabu 28 Desember 2022. Tercatat pada Oktober tahun ini Mixue telah memiliki 21.582 gerai di seluruh dunia, hingga kini jumlahnya diyakini semakin bertambah.

Di balik kesuksesan Zhang Hongchao merintis bisnisnya, mari simak sejarah awal Mixue hingga apa saja yang dilakukan Zhang saat Mixue berhadapan dengan situasi sulit.

Rumah Dihuni 2 Lansia di Pacitan Hangus Terbakar Disambar Petir, Begini Nasib Keduanya

Sejarah Mixue

Mengutip laporan FoodTalks, tahun 1997 atau tepatnya ketika Zhang Hongchao masih menjadi mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus di Zhengzhou, China. Dia terbesit ide untuk mendirikan sebuah bisnis.

Seperti mahasiswa kebanyakan, Zhang tak memiliki modal untuk mewujudkan idenya tersebut hingga akhirnya persoalan itu diketahui oleh sang nenek.

Dengan senang hati, nenek meminjamkan Zhang tabungannya sebesar 4.000 yuan atau sekitar Rp 9 juta. Singkat cerita, Zhang langsung membuka bisnis yang diberi nama Cold stream shaved ice.

Toko pertama Zhang itu menjual empat produk utama, yakni es krim, es serut, smoothie dan teh susu. Dengan keterbatasan modal, Zhang menyimpan seluruh produknya dalam satu lemari pendingin. Bahkan, mesin es serut pertamanya merupakan hasil rakitannya sendiri.

Meski demikian, bisnis pertamanya itu berhasil meraup penghasilan lebih dari 100 yuan atau lebih dari Rp 200 ribu per hari.

Situasi sulit di musim dingin

Usahanya semakin redup ketika China menghadapi musim dingin, omzet Zhang di musim dingin turun pesat dibandingkan musim panas. Mengingat modal semakin menipis, Zhang pun harus merelakan toko pertamanya tutup.

Setahun kemudian, Zhang Hongchao kembali membuka toko es miliknya. Kali ini toko tersebut diberi nama Mixue Bingcheng yang berarti “kastil es yang dibuat dengan salju manis”.

Zhang Hongchao Pemilik Mixue

Photo :
  • Istimewa

Bisnisnya sempat terguncang pada tahun 2006 silam ketika harga es krim di China mengalami kenaikan hingga 10 kali lipat. Tak patah semangat, Zhang mempelajari cara membuat es krim sendiri agar harga yang dijual dapat lebih murah dari kompetitor.

Berdasarkan perhitungan harga jual, Zhang menjual es krimnya dengan harga 2 yuan atau sekitar Rp 4.500. harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan kompetitor yang menjual sekitar 10 yuan atau Rp 22.500.

Membuka waralaba

Keuntungan yang ia raup di tahun 2006 itu membuat Zhang membuka franchise atau waralaba. Hasilnya, banyak toko Mixue baru mulai bertebaran di Provinsi Henan. Singkat cerita hingga tahun 2018, Mixue telah memiliki 180 gerai.

Tak hanya sukses di pasar lokal, Mixue terus berekspansi dengan melebarkan sayapnya ke pasar luar negeri. Pada 2019 gerai Mixue telah menyentuh angka 7.000 dan terus bertambah hingga 1 Oktober 2021 gerai Mixue telah melebihi 20.000, angka ini jauh melampaui perusahaan sejenisnya dan membawa Mixue ke deretan 7 franchise terbanyak di dunia.

7 franchise terbanyak di dunia

  1. McDonalds: 40.030 gerai
  2. Subway: 37.000 gerai
  3. Starbucks: 33.833 gerai
  4. KFC: 26.934 gerai
  5. Mixue: 21.582 gerai
  6. Burger King: 19.247 gerai
  7. Domino's Pizza: 18.848 gerai.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya