Rupiah Menguat Rp 15.369 per Dolar AS, Intip Dulu Analisisnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Senin pagi, 5 Desember 2022. Terpantau pukul 09.16 WIB rupiah menguat sebesar 56 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 15.369 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.425 per dolar AS.

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.153 Per Dolar AS Terdorong Hal Ini

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau Jumat sore, mematok rupiah di angka Rp15.429 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar merespons positif Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap rilis data inflasi pada November 2022 mencapai 5,42 persen (yoy). Sebab inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Oktober yang tercatat 5,71 persen.

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Baca juga: IHSG Cenderung Bergerak Sideways, Ini Saham-saham Pilihannya

"Kondisi ini berbanding terbalik dengan catatan pada bulan lalu di mana Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,11 persen. Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (yoy) akan menembus 5,54 persen pada bulan ini," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin 5 Desember 2022. 

Menjadi Akar Perekonomian Nasional, Menko Airlangga Dorong Koperasi Terus Tumbuh dan Beregenerasi

Ibrahim menuturkan, pemerintah juga terus meyakinkan pasar bahwa perekonomian nasional saat ini dalam tren positif dan masih tumbuh kuat. Dengan kemampuan itu, optimisme proses pemulihan ekonomi terus terjaga. 

"Meski begitu, pemerintah perlu tetap waspada terhadap ancaman risiko global. Rincian tren positif ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di atas 5 persen selama empat triwulan berturut-turut, bahkan pada triwulan ketiga 2022 mencapai 5,72 persen," jelasnya.

Rupiah Menguat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Selain itu kata dia, inflasi mulai menunjukkan penurunan ke level 5,71 persen pada Oktober, dan relatif moderat dibandingkan negara-negara lain.

Ibrahim mengingatkan, risiko global yang perlu diwaspadai datang dari faktor geopolitik, penerapan zero covid policy di China yang menyebabkan ekonomi negara itu melambat. Serta dampak pengetatan kebijakan moneter di negara maju untuk pengendalian inflasi.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 15.400-Rp 15.470," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya