Pacu Produksi 1 Juta Barel Minyak, Luhut Janjikan Sejumlah Insentif Ini

Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan di Fintech Summit 2022.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, Indonesia masih harus memenuhi target produksi minyak bumi dan gas (migas) hingga mencapai sekitar 1 juta barel pada 2030 mendatang.

Bukan Hanya Hybrid, Insentif Ini Juga Bisa Akselerasi Elektrifikasi

Hal itu guna memenuhi tingginya kebutuhan dan tingkat konsumsi energi nasional, terutama untuk minyak bumi.

"Energy plan kita, konsumsi energi kita besar, dan di hulu kita punya target 1 juta barel di 2030 mendatang," kata Luhut dalam telekonferensi di acara '3RD International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022', yang digelar di Nusa Dua, Bali, Rabu 23 November 2022.

Ketum Kadin Anindya Bakrie Buka Suara soal PPN 12 Persen, Soroti Daya Beli

Baca juga: SKK Migas Ungkap Industri Hulu Migas RI Butuh Investasi US$179 Miliar

Luhut menegaskan bahwa target produksi minyak bumi hingga 1 juta barel pada 2030 tersebut, tentunya akan sangat bermanfaat bagi Indonesia. Terutama dalam mengurangi impor, yang diharapkan juga akan berdampak bagi perekonomian nasional.

Pemerintah Bakal Kehilangan Rp 40 Triliun Gegara Beri Insentif Redam Dampak PPN Naik Jadi 12 Persen

"Dengan pencapaian target ini, kita bisa mengurangi impor dan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi di atas 5 persen," ujarnya.

Luhut mengatakan, ketersediaan gas bumi juga akan menjadi katalis bagi proses transisi energi ke depan. Karenanya, pemerintah pun telah memberikan serangkaian insentif fiskal, guna mendukung pencapaian target tersebut.

Sumur eksplorasi Manpatu-1x Blok Mahakam di Kalimantan Timur. (ilustrasi)

Photo :
  • Pertamina

Hal itu seiring dengan sejumlah regulasi tambahan lainnya, yang saat ini juga masih dibahas oleh pemerintah. Tujuannya tak lain yakni memfasilitasi distribusi insentif keuangan, untuk meningkatkan produksi minyak tersebut.

Luhut menegaskan, komitmen pemerintah khususnya di bidang energi, mensyaratkan kegiatan usaha hulu migas untuk melakukan penyesuaian yang wajar terhadap operasinya. Misalnya dengan adaptasi perubahan iklim, melalui pengelolaan energi dan teknologi penangkapan serta penyimpanan karbon.

"Di sektor hulu, kami mendorong agar bisa tetap mendukung melalui teknologi yang ada saat ini, untuk mengurangi emisi karbon di sisi operasional," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya