Krisis Ekonomi, Warga Lebanon Makin Akrab dengan Uang Kripto
- CFO.com
VIVA – Krisis ekonomi yang telah menerpa Lebanon sejak 2019, semakin menekan kemampuan ekonomi warganya. Sehingga, dalam upaya memenuhi kebutuhan sistem keuangan di tengah krisis yang terus memburuk, sejumlah warga Lebanon pun mulai beralih memanfaatkan uang kripto seperti misalnya Bitcoin dan sejenisnya.
Dilansir dari CNBC, Senin, 7 November 2022, sejumlah generasi muda Lebanon yang melek teknologi dikabarkan telah fokus menambang dan memanfaatkan uang kripto sebagai alat transaksi sehari-hari. Setelah Pemerintah menutup bank lokal akibat sejumlah risiko yang menghantui karyawan dan para nasabahnya.
Salah satu warga Lebanon yang memanfaatkan Bitcoin untuk kebutuhan keuangannya yakni Gebrael, seorang arsitek asal desa Beit Mery yang berjarak sebelas mil sebelah timur Beirut. Setelah kehilangan pekerjaannya, Gebrael mengaku jika dirinya perlu mencari cara untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat.
Dia pun akhirnya menemukan subreddit, yang didedikasikan untuk menghubungkan para pekerja lepas dengan pemberi kerja yang bersedia membayar mereka dengan Bitcoin. Pekerjaan pertama Gebrael di jejaring itu adalah membuat film iklan pendek untuk sebuah perusahaan penjualan ban dengan upah US$5Â dalam Bitcoin.
"Saat saya dibayar dari pekerjaan arsitektur saya, maka saya langsung menarik semua uang saya itu," kata Gebrael.
Dari uang yang didapatkannya itu, Gebrael pun menggunakannya untuk membeli sejumlah kecil Bitcoin setiap Sabtu. Sementara sisanya disimpan untuk kebutuhan sehari-hari.
Bagi Gebrael dan banyak penduduk Lebanon lainnya, cryptocurrency merupakan penyelamat mereka untuk bertahan hidup. Beberapa warga pun akhirnya menambang token digital, sebagai satu-satunya sumber pendapatan mereka di samping upaya untuk mencari pekerjaan di dunia nyata.
Sementara, banyak juga warga lain yang melakukan pertemuan rahasia via Telegram, untuk transaksi jual beli Stablecoin dengan dolar Amerika Serikat (AS). Kemudian, mereka pun membelanjakan uang tersebut untuk membeli bahan makanan dan kebutuhan hidup sehari-hari lainnya.
Meskipun bentuk adopsi uang kripto masih bervariasi tergantung pada orang dan keadaannya. Namun, hampir semua penduduk Lebanon m masih berharap adanya koneksi ke uang yang sebenarnya dengan daya tukar yang masuk akal.
"Bitcoin benar-benar memberi kami harapan. Saya lahir di desa saya, saya telah tinggal di sini sepanjang hidup saya, dan Bitcoin telah membantu saya untuk tetap tinggal di sini," ujar Gebrael.
Diketahui, sampai saat ini masih belum bisa dipastikan kapan lembaga-lembaga keuangan Lebanon akan dibuka kembali. Sebab, hal itu disebut-sebut sebagai salah satu alasan, yang membuat sebagian penduduk Lebanon mulai mencari instrumen keuangan alternatif termasuk aset digital seperti kriptoÂ
Penutupan lembaga-lembaga keuangan di Lebanon ini kabarnya sampai membuat orang-orang yang ingin menarik dana mereka, harus merasakan kerugian yang cukup besar. Misalnya dengan mengambil cek berdenominasi dolar AS, yang kemudian dijual untuk nominal yang lebih kecil dari nilai mata uang mereka.