Realisasi Investasi Didominasi Sektor Industri, Bahlil Klaim Hasil Positif Hilirisasi
- Dokumentasi PT PP.
VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menjelaskan, capaian realisasi investasi di kuartal III-2022 masih didominasi oleh sektor industri. Hal itu ditegaskan tanda bahwa hilirisasi berjalan.
Dengan realisasi investasi kuartal III-2022 yang tercatat mencapai Rp 307,8 triliun, dia meyakini upaya pemerintah guna memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional, berhasil melalui hilirisasi.
"Jadi saya yakin bahwa ini sangat berkorelasi tinggi dengan kebijakan pemerintah untuk membangun hilirisasi dan industri," kata Bahlil dalam telekonferensi, Senin, 24 Oktober 2022.
Dia pun merinci bahwa jika dilihat per sektor, realisasi investasi tertinggi itu ada di sektor industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya. Yakni, dengan realisasi investasi mencapai Rp 44 triliun.
Kemudian, yang kedua adalah sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp 32,5 triliun, ketiga yakni kawasan industri, perumahan, dan perkantoran sebesar Rp 28,9 triliun. Kemudian, keempat yakni sektor pertambangan sebesar Rp 28,3 triliun, dan kelima yakni sektor air, listrik dan gas sebesar Rp 27,3 triliun.
"Jadi bisa dilihat di sini bahwa kita konsisten sekali. Karena realisasi investasi ini tidak hanya berfokus pada sektor jasa saja, tapi kita sudah membangun industri hilirisasi," ujarnya.
Bahlil mengaku sangat bersyukur, bahwa Indonesia bisa mulai melakukan hilirisasi secara konsisten. Meskipun, hal itu mendapatkan tentangan dari sejumlah negara lain, yang mencoba mengadukan upaya hilirisasi Indonesia itu kepada World Trade Organization (WTO).
Namun, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan merasa gentar sedikit pun, walaupun harus berhadapan dengan protes-protes yang dilayangkan oleh sejumlah negara anggota WTO lainnya tersebut.
"Jadi semua capaian ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah tentang hilirisasi. Meski pun (upaya hilirisasi) kita dibawa ke WTO, kita enggak pernah gentar. Karena data-data ini memang semakin membangun optimisme saya ke depan, bagi pembangunan ekonomi nasional," ujarnya.