Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi Jadi Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono.
Sumber :
  • Youtube Bank Indonesia

VIVA Bisnis – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menyebutkan, kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen sebagai bagian untuk menjaga pemulihan ekonomi. Dalam hal ini agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak minus.

Calon Bupati Citra Mus Optimis Wujudkan Era Baru Taliabu Emas

Doni mengatakan, dari proyeksi inflasi yang diperkirakan di rentang 6 persen hingga 7 persen pemerintah pusat dan daerah diminta bahu membahu untuk menurunkan inflasi. Meski demikian jelasnya, ekonomi RI masih tumbuh bila dibandingkan dengan negara lainnya.

"Ekonomi kita lagi tumbuh, ini suatu mukjizat di negara lain ekonomi tidak tumbuh. Sementara di Indonesia tumbuh, karena memang ekonomi Indonesia tumbuh dari konsumsi mobilitas sudah bagus maka konsumsi meningkat," ujarnya.

Jerome Powell Ungkap Alasan The Fed Tidak Terburu-buru Lakukan Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan

Baca juga: Harga Terus Meroket, Badan Pangan Bocorkan Stok Kedelai RI Tersisa 7 Hari 

Adapun dengan tumbuhnya ekonomi juga harus dibarengi dengan menjaga inflasi agar tidak melonjak tinggi. Sebab dengan melonjaknya inflasi akan menurunkan daya beli masyarakat.

Posisi Utang Luar Negeri RI di Kuartal III-2024 Capai US$427,8 Miliar, Tumbuh 8,3%

"Percuma nanti pertumbuhan ekonomi kuartal II 5,4 persen kalau inflasi lebih dari 10 persen, akan minus. Ini nggak ada pertumbuhan jadi ini yang kita bersama-sama untuk membangun itu," jelasnya.

Untuk langkah BI dalam menahan inflasi yaitu dengan menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2022 sebesar 50 basis poin. Hal itu untuk menurunkan ekspektasi inflasi di 7 persen.

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

"Karena itu ekspektasi orang menganggap akan naik. Jadi kita berusaha over shooting ekspektasi kita turunkan ke bawah," ujarnya.

Selain itu, kenaikan suku bunga dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah di pasar. "Kita intervensi dengan sebagainya. Karena apa? karena nilai tukar imported inflation ini salah satu yang coba kita juga supaya bahan bahan impor kita tidak tinggi," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya