Sinar Mas Bangun Ekosistem Bisnis Dongkrak UMKM Naik Kelas
- istimewa.
VIVA Bisnis – Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Indonesia mendukung penuh upaya Pemerintah mendongkrak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk naik kelas.
Koordinator Wakil Ketua Umum II Bidang Perekonomian Kadin, Franky O Widjaja mengatakan, dukungan itu dilakukan belajar dari formula keberhasilan terdahulu, mengadopsi kiat keberhasilan negara lain, hingga menggandeng lintas pihak untuk membangun ekosistemnya.
“Sektor usaha memadukan inisiatif yang selama ini efektif memberdayakan perekonomian masyarakat, seperti skema Inclusive Closed Loop Flying Wheel, dengan modul dari berbagai negara yang berhasil menjadikan UMKM sebagai kekuatan ekonomi mereka,” ujarnya dalam diskusi, eksebisi dan peluncuran ‘Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas’ di Smesco, Jakarta, dikutip, Selasa, 4 Oktober 2022.
Dalam gelaran tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan tantangan pemulihan ekonomi dunia jelang meredanya pandemi. Yaitu, ancaman krisis finansial, energi serta pangan.
“Kuncinya kita semua harus kompak, bersinergi, dan memiliki perasaan yang sama karena yang kita hadapi adalah sebuah tantangan yang tidak mudah. Perlu yang namanya Indonesia Incorporated. Yang besar, yang menengah, yang kecil, semuanya bekerjasama dan berkolaborasi menyelesaikan persoalan secara konkret dan nyata,” kata Jokowi.
Saat bertemu dengan pembudidaya madu hutan dari Jambi, binaan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, Jokowi pun mengingatkan pentingnya keterlibatan korporasi dalam bina lingkungan. Hal itu harus jadi perhatian.
“Jangan sampai perusahaan besar ada di suatu daerah, pabriknya terlihat besar, namun lingkungan sekitarnya miskin. Pemerintah tidak mungkin melakukan itu sendirian, yang bisa dan cepat adalah jika ada gerakan kemitraan," tegasnya.
Sementara itu, pertumbuhan pesat ekonomi digital di Indonesia sepanjang pandemi menurut Franky, dapat menjadi momentum mempercepat masuknya UMKM ke dalam rantai pasok industri.
Misalnya Model Inclusive Closed Loop Flying Wheel, selama ini dimanfaatkan industri kelapa sawit dalam bentuk kemitraan bersama para petani, yang lebih dikenal dengan inti dan plasma.
Di mana perusahaan memberikan pendampingan dalam praktik agribisnis terbaik hingga produksi petani meningkat secara berkelanjutan, begitu pula kesejahteraan mereka.
“Para petani mendapatkan pelatihan praktik pertanian, akses pada bibit unggul dan pupuk, dukungan pendanaan, pendidikan literasi keuangan, dukungan teknologi tepat guna, berikut jaminan pembelian produk (offtaker) oleh perusahaan,” ujarnya.
Kadin Indonesia sejak 2010 bersama Pemerintah, perguruan tinggi dan tembaga riset, telah berupaya memperluas inisiatif ini. Dengan, menjangkau produk pangan strategis lainnya, dan pada tahun depan menargetkan dapat memberikan pendampingan bagi 2 juta petani.
“Kami berupaya agar skema ini dapat pula dimanfaatkan sektor UMKM, mengantar mereka sebagai bagian rantai pasok global, yang berarti menaikkelaskan diri mereka lewat sebuah ekosistem di mana hadir pendampingan pemerintah dan korporasi,” kata Ketua Umum Eka Tjipta Foundation, Hong Tjhin di kesempatan yang sama.