Duka Tragedi Kanjuruhan, Saham BOLA Ditutup Melemah di Zona Merah
- AP Photo /Achmad Ibrahim
VIVA Bisnis – Tragedi tewasnya ratusan suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada akhir pekan lalu, nyatanya turut berdampak buruk ke kinerja saham dari emiten di sektor terkait sepanjang Senin 3 Oktober 2022.
Pantauan VIVA Bisnis di RTI, saham emiten pengelola klub sepak bola Bali United FC, Bali Bintang Sejahtera (BOLA), ditutup melemah 22 poin atau minus 6,92 persen ke level 296, pada penutupan perdagangan Senin sore 3 Oktober 2022.
Sejak perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka Senin 3 Oktober 2022 pagi tadi, tak sampai satu jam saham BOLA bahkan sudah memerah dan anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Pada Senin sekitar pukul 10.00 WIB, saham BOLA melemah hingga 18 poin atau minus 5,66 persen ke level 300.
Baca juga: Siapa yang Lebih Kaya Sebelum Menikah, Lesti atau Rizky Billar?
Pada perdagangan hingga rentang waktu tersebut, saham BOLA diketahui tengah berada di level 296-310. Hal itu disebut-sebut sebagai salah satu dampak dari penghentian sementara kompetisi bola Liga 1 Indonesia.
Sampai penutupan perdagangan Senin sore ini, total transaksi saham BOLA tercatat relatif sepi dengan turnover hanya Rp 1,78 miliar. Dengan total 5,98 juta saham di sepanjang perdagangan hari ini, BOLA sempat berpindah tangan sebanyak 637 kali di harga rata-rata 297,50.
Tren saham BOLA ini dalam sebulan terakhir juga telah melemah sebanyak hampir 20 persen. Di mana, dalam 21 hari terakhir perdagangan, saham tersebut hanya sempat ditutup di zona hijau sebanyak lima kali saja.
Diketahui, Dunia persepakbolaan nasional saat ini tengah dirundung suasana duka, setelah terjadinya tragedi nahas yang menewaskan ratusan orang suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada akhir pekan lalu.
Dalam tragedi berdarah itu, tercatat korban jiwa telah mencapai hingga 125 orang, dimana ratusan orang lainnya mengalami luka-luka. Atas kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo pun langsung memutuskan untuk menghentikan sementara gelaran Liga 1, hingga waktu yang belum ditentukan.
Dengan demikian, kondisi ini pun menimbulkan tanda tanya besar terkait nasib sepakbola Indonesia, karena banyak pula masyarakat yang khawatir perihal keberlangsungan liga dan juga sanksi yang akan dikenakan FIFA terhadap PSSI dan sepakbola Indonesia.