Ekonom: BBM Naik Lebih Realistis Ketimbang Pengendalian Basis Digital

BBM Pertalite di SPBU.
Sumber :
  • VIVA/B.S. Putra (Medan)/HO-Pertamina

VIVA Bisnis – Langkah pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi jenis Pertalite dan Solar serta Pertamax, Sabtu 3 September 2022 lalu dinilai sebagai kebijakan yang sangat realistis. Upaya itu dapat menjaga angka subsidi tidak membengkak hingga Rp 700 triliun tahun ini.

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

Kepala Ekonom PT Bank Pertama Tbk, Josua Pardede mengatakan pilihan menaikkan harga saat ini menjadi lebih realistis mengingat pengendalian konsumsi melalui digitalisasi masih membutuhkan waktu persiapan, padahal kuota anggaran subsidi diperkirakan habis pada Oktober hingga November 2022.

Menurut dia, patut disadari bahwa jumlah nilai subsidi BBM saat ini telah mencapai Rp 502 triliun, angka itu cukup besar karena jumlahnya mencapai 16 persen dari total belanja pemerintah dalam Perpres 98 tahun 2022. Jika pemerintah tidak melakukan pengendalian atau menaikkan harga BBM, angka subsidi ini berpotensi bengkak jadi Rp 700 triliun.

Bahlil Pastikan Pasokan BBM dan Listrik Aman Sambut Natal dan Tahun Baru

Baca juga: Harga Solar Rp 8 Ribu di Pengecer, Nasib Nelayan Semakin Terpuruk

“Menaikkan harga menjadi lebih realistis mengingat pengendalian konsumsi melalui digitalisasi masih membutuhkan waktu persiapan,” jelas Josua kepada VIVA Bisnis melalui pesan singkatnya, dikutip Senin 5 September 2022.

Bahlil Pastikan Tarif Listrik dan BBM Tetap, Tak Terdampak PPN 12 Persen

Meski langkah tersebut dinilai realistis, Josua mengakui hal itu bakal berdampak besar kepada masyarakat, sehingga bantalan sosial memang diperlukan ketika harga BBM dinaikkan, mengingat kenaikan BBM akan mengerek inflasi lebih tinggi sehingga menggerus daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin.

“Dengan diumumkannya bantalan sosial terlebih dahulu, maka kecemasan masyarakat miskin mengenai daya beli mereka dapat berkurang dan mengurangi potensi gejolak sosial yang terjadi,” jelasnya.

Uji coba pembelian pertalite dan solar daftar lewat MyPertamina di Sumbar

Photo :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

Adapun program bantuan langsung tunai kompensasi kenaikan harga BBM adalah program yang bertujuan agar kenaikan harga yang terjadi tidak menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat mengingat second round effect dari kenaikan harga BBM juga berpotensi mendorong kenaikan harga-harga barang pada umumnya.

Mengingat bansos diberikan bagi masyarakat miskin, pekerja dengan penghasilan Rp 3,5 juta per bulan serta ada alokasi subsidi transportasi, diharapkan skema bantalan sosial pengalihan subsidi BBM tersebut plus ditambah lagi dengan alokasi anggaran perlinsos yang reguler akan dapat membatasi penurunan daya beli masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah.

Nozzle BBM Pertalite dan Pertamax di SPBU Abdul Muis.

Photo :
  • ANTARA PHOTO/M Agung Rajasa/ss/aww.

Sebelumnya, PT Pertamina (persero) terus mengupayakan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tepat sasaran. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengajak masyarakat pengguna roda 4 yang ingin mendapatkan BBM subsidi melakukan pendaftaran melalui tautan subsiditepat.mypertamina.id.

Adapun secara nasional, masyarakat yang melakukan pendaftaran kendaraan bermotor dalam Program Subsidi Tepat Sasaran per 1 September 2022 ini, sudah mencapai 1.301.449 pendaftar. Hal itu diungkapkan Section Head Communication & Relation Pertamina Sumbagut, Agustiawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya