Harga Minyak Dunia Turun Kok BBM Naik, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Merdeka, Jakarta.
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Infomasi Sekretariat Presiden

VIVA Bisnis – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif telah mengumumkan bahwa harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar serta BBM nonsubsidi Pertamax naik pada 3 September 2022, dan berlaku di seluruh Indonesia mulai pukul 14.30 WIB.

DIPA 2025 Diserahkan ke K/L, Sri Mulyani: APBN Instrumen Andalan Lindungi Masyarakat dan Ekonomi

Adapun harga baru dari Pertalite adalah dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, lalu Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan tersebut tentunya banyak dipertanyakan oleh masyarakat saat ini, terlebih dalam satu bulan terakhir justru harga minyak dunia dan Indonesian Crude Price (ICP) mulai turun ke US$90 per barel. Setelah sebelumnya sempat terpengaruh geopolitik konflik Rusia-Ukraina.

Tampar Manajer SPBU gegara Ditolak Isi BBM Tanpa QR Code, Danramil Biromaru Dilaporkan ke Denpom

Baca juga: Pertalite, Solar dan Pertamax Naik Pukul 14.30 WIB, Ini Harga Barunya

Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa langkah pemerintah menaikkan harga tiga jenis BBM tersebut sudah dilakukan perhitungan cukup matang. Dan memahami bahwa harga minyak dunia atau ICP mulai turun ke US$90 per barel.

Prabowo Minta Sri Mulyani Atur Barang Tak Kena PPN 12 Persen

Namun, Ani panggilan akrabnya menjelaskan bahwa meski saat ini harga ICP turun ke US$90 per barel tapi secara rata-rata satu tahun ICP masih US$98,9 atau US$99 per barel. Kemudian, apabila ICP sampai Desember turun di bawah US$90 per barel maka rata-rata setahun tetap masih US$97 per barel.

Dengan demikian, Ani telah melakukan perhitungan tambahan subsidi yang terjadi apabila kondisi tersebut terjadi, di mana subsidi akan melebihi Rp 502 triliun seperti yang telah disampaikan, menjadi Rp 653 triliun dengan asumsi ICP US$90 per barel.

Nozzle BBM Pertalite dan Pertamax di SPBU Abdul Muis.

Photo :
  • ANTARA PHOTO/M Agung Rajasa/ss/aww.

“Kalau harga ICP rata-rata US$85 sampai Desember maka kenaikan subsidi menjadi Rp 640 triliun. Jadi kenaikan Rp 137 triliun atau Rp 151 triliun tergantung ICP itu, dan kita monitor karena suasana geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia sangat dinamis,” jelas Ani di Istana Merdeka, Jakarta, 3 September 2022.

Atas kondisi tersebut, Ani tetap memastikan pemerintah terus mengalokasikan anggaran subsidi tersebut kepada masyarakat yang digunakan untuk bantuan sosial.

Pertamina Patra Niaga pastikan ketersediaan stok BBM subsidi untuk masyarakat.

Photo :

Sedangkan, akibat dampak kenaikan BBM tersebut, Ani mengatakan akan terus memantau pergerakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Kemudian, pemerintah juga tetap memperhatikan angka kemiskinan.

“Kita perkirakan dengan bansos tambahan Rp 24,17 triliun kita bisa tahan pertambahan kemiskinan dan tetap kita jaga dengan program-program pemerintah lainnya,” ujar Ani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya