Anggota DPD Minta Subsidi BBM Tak Dicabut, Sri Mulyani: Duitnya Habis
- Anisa Aulia/VIVA.
VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi, terkait permintaan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, M. Sanusi Rahaningmas yang meminta Pemerintah untuk tidak mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Anggota DPD Sanusi meminta Pemerintah untuk mempertimbangkan pencabutan subsidi BBM. Sebab dalam minggu ini Pemerintah akan menaikkan harga BBM akibat tingginya harga minyak dunia.
"Pemerintah yang akan mencabut subsidi buat BBM, saya harap perlu dipertimbangkan. Karena dalam kurun waktu beberapa bulan ini kenaikan bbm cukup signifikan," kata Sanusi dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI dengan Menteri Keuangan, Kamis 25 Agustus 2022.
Baca juga:Â Pertambangan Ilegal Marak, APBI Setuju ESDM Bentuk Unit Penegak Hukum
Menanggapi itu, Sri Mulyani menegaskan, Pemerintah dalam menahan harga BBM agar tidak naik di tengah lonjakan harga minyak dunia. Telah menambah alokasi anggaran subsidi energi hingga Rp 502 triliun.
"Jadi kalau tadi kalau bapak ada yang mengatakan Bu subsidinya jangan di cabut. Kalau kita nggak nyabut subsidi duitnya udah Rp 502 triliun habis," ujar Sri Mulyani.
Ani begitu sapaan akrabnya mengatakan, terkait apakah Pemerintah akan kembali menambah anggaran subsidi energi, saat ini jelasnya anggaran tidak ada.
"Pertanyaannya Ibu mau nambah nggak (anggaran subsidi)? Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?" ucapnya.
Ani menjelaskan, mulai dari Januari 2022 hingga Juli 2022 harga rata-rata ICP minyak Indonesia saat ini sebesar US$105.
"Ada beda US$5, jadi yang kita mintakan berdasarkan US$100 yang kita mintakan berdasarkan US$100 harganya US$105," jelasnya.
Dengan patokan ICP US$100 katanya, jika harga Solar tetap di Rp 5.150 per liter dengan nilai tukar Rp 14.450 per dolar AS, harga keekonomian Solar seharusnya di Rp 13.950 per liter.
"Jadi bedanya antara harga sebenarnya di luar dengan harga yang berlaku di kita itu Rp 8.300 per liter," ujarnya.
Sedangkan untuk Pertalite, harga di pompa bensin saat ini di Rp 7.650 per liter. Jika ICP dengan nilai tukar Rp 14.450 per dolar AS, maka seharusnya saat ini harga Pertalite Rp 14.450 per liter.
"Kita jualnya hanya Rp 7.650 per liter perbedaannya yang sebesar Rp 6.800 itu yang harus kita bayar ke Pertamina. Itulah yang disebut subsidi kompensasi," ujarnya.