Rupiah Pagi Ini Melemah di Level Rp14.867 per Dolar AS

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Rabu pagi 10 Agustus 2022. Terpantau pukul 09.08 WIB rupiah melemah sebesar 15 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.867 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp14.852 per dolar AS.

Apa Itu Redenominasi? Ini Tujuan dan Dampaknya pada Nilai Mata Uang Nasional

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp14.862 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, saat ini utang Indonesia naik Rp121 triliun menjadi Rp7.123,62 triliun.

Rupiah Melemah Dipicu Kekhawatiran Perang di Ukraina dan Timur Tengah

"Secara rasio terhadap produk domestic bruto (PDB), utang tersebut dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal," kata Ibrahim dalam riset harian, Rabu 10 Agustus 2022.

Baca juga: IHSG Disokong Realisasi Investasi, Simak Saham Pilihan Hari Ini

Bank Indonesia Catat Uang Beredar di Oktober 2024 Capai Rp 9.078,6 Triliun

Menurutnya jumlah utang pemerintah Indonesia merupakan paling kecil di dunia dibandingkan negara-negara lainnya. Karena utang tersebut hanya 40 persen dari PDB, sedangkan negara-negara maju lainnya hingga 100 persen dari PDB.

"Utang pemerintah sebesar Rp7.123,62 triliun merupakan utang produktif. Di mana utang tersebut digunakan untuk pembangunan jalan tol dan tentu utangnya akan dikembalikan kepada orang yang memberikan pinjaman," jelasnya.

Rupiah melemah terhadap dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

Ibrahim mengatakan, pembangunan yang dilakukan Pemerintah sudah dihitung dengan benar termasuk bagaimana return on investment-nya. Dengan itu dia meminta agar proyek tersebut jangan ditipu oleh informasi-informasi yang salah.

Dia melanjutkan berdasarkan mata uang, utang Pemerintah didominasi oleh mata uang rupiah sebesar 70,29 persen. Dan juga saat ini kepemilikan oleh investor asing terus menurun sejak 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir 2021 yang mencapai 19,05 persen. Dan per 5 Juli 2022 mencapai 15,89 persen.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.830-Rp14.890," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya