Harga Emas Hari Ini 16 April 2022: Antam Dijual Rp1.005.000 per Gram

Harga Emas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini, 16 April 2022 dibanderol seharga Rp1.005.000 per gram. Harga tersebut tak bergerak atau stagnan jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin. 

Akademisi Ingatkan Prabowo Harus Lantang Lawan Penjajahan Israel terhadap Palestina

Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga pembelian kembali atau buyback emas ditetapkan Rp910 ribu per gram. Harga itu juga stagnan jika dibanding perdagangan kemarin. 

Adapun harga emas berdasarkan ukuran, yakni lima gram dijual Rp4,80 juta, 10 gram Rp9,54 juta, 25 gram Rp23,73 juta, dan 50 gram Rp47,39 juta.  

Inflation Anxiety Bikin Gak Tenang? Ini 7 Tips Ampuh untuk Mengatasinya

Baca juga: Viral Video Pria Bersorban Bolehkan Jimak dan Rokok Saat Puasa

Kemudian, emas 100 gram dibanderol Rp94,71 juta, 250 gram Rp236,51 juta dan emas 500 gram Rp472,82 juta.

Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal AS untuk Serang Rusia, Perang Dunia III di Depan Mata

Selanjutnya, untuk ukuran emas terkecil dan terbesar yang dijual Antam pada hari ini, yaitu 0,5 gram dibanderol Rp552,5 ribu dan 1.000 gram senilai Rp945,6 juta. 

Untuk diketahui, harga penjualan emas batangan Antam ini belum termasuk pajak. Pada hari ini, untuk semua ukuran emas tersedia di butik emas Logam Mulia di Gedung Antam.

Emas Global

Sementara itu, harga emas internasional ditutup turun pada Kamis lalu, setelah alami kenaikan berturut-turut karena krisis Ukraina dan meluasnya tekanan terhadap inflasi sehingga mengangkat data tarik logam mulia.

Dilansir dari CNBC pada Sabtu 16 April 2022, dijelaskan bahwa harga emas di pasar spot pada Kamis lalu ditutup turun 0,29 persen ke level US$1.971,95 per ons. Sedangkan emas berjangka AS turun 0,49 persen ke level US$1.974,9.

Ilustrasi Emas Batangan Global.

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock/aa

Managing Partner dari SPI Asset Management, Stephen Innes, mengatakan premi risiko politik dari eskalasi perang Ukraina kembali meningkat, sehingga mendorong semua harga komoditas lebih tinggi dan itu menciptakan inflasi. 

"Di sisi lain, pasar tidak tahu apakah ini hanya fenomena jangka pendek, atau pasar semacam mengurangi sedikit risiko karena apa yang dikatakan Fed's Lael Brainer kurang hawkish," jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Fed Brainard mengatakan bahwa bank sentral AS akan melakukan serangkaian kenaikan suku bunga dan mulai mengurangi kepemilikan obligasi setelah Juni untuk membantu menurunkan inflasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya