80 Tahun Kelompok Usaha Bakrie, Komitmen Membangun Negeri

Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

VIVA – Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie, menjelaskan alasan Kelompok Usaha Bakrie begitu cekatan berkontribusi dalam mengurasi karbon emisi melalui kendaraan listrik di Indonesia. Menurut dia, upaya tersebut untuk mewujudkan Indonesia menuju net zero emission di 2060.

Bentuk PMO, Anindya Bakrie Pastikan Kadin Bakal Kawal Realisasi Investasi RI-India

"Bahwa elektrifikasi atau kendaraan listrik itu suatu keniscayaan, apalagi 26 persen daripada karbon emisi kita hadir dari transportasi," kata Anindya saat acara Indonesia Business Forum di tvOne bertajuk ‘80 Tahun Bakrie Generasi Bangun Negeri’ pada Rabu malam, 16 Maret 2022.

Anin mengatakan, kelompok usaha Bakrie memikirkan apa yang bisa dikontribusikan terkait elektrifikasi tersebut, dalam artian memulainya dari mana. Akhirnya, dimulai dari kendaraan bus yang merupakan transportasi publik dengan harapan bisa memecahkan masalah secara bersamaan.

Sektor Kesehatan hingga Teknologi, Anindya Bakrie Ungkap Cakupan 5 MoU RI-India

"Pertama tentunya emisi karbon atau udara polusi, tapi juga polusi suara maksudnya supaya tidak bising dan kemacetan," jelas dia.

Bukan cuma itu, Anindya mengatakan selama 20 tahun terakhir ini juga kelompok usaha Bakrie di bidang telekomunikasi yaitu media dan teknologi. Menurut dia, ketiganya ini istilahnya perpaduan pada elektrifikasi yakni ada industrialisasinya, energi terbarukan dan digitalisasi.

Pengakuan Manajer Oxford United soal Debut Ole Romeny

"Karena yang kita rawat dan kembangkan ini juga banyak datanya menggunakan teknologi seperti artificial intelligence, big data dan lainnya. Jadi satu jawaban kami istilahnya untuk membantu upaya Pemerintah dalam energy transmission untuk menuju net zeo emmission, apalagi G20 ini salah satu daripada fokus pemerintah," ujarnya.

Terima kasih Pemerintah

Sementara Presiden Direktur PT. Bumi Resources Tbk, Adika N Bakrie menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia. Karena telah memberikan perpanjangan kepada PT. Kaltim Prima Coal untuk mengerjakan hilirisasi batu bara. Dalam menjalankan proyek ini, Kaltim Prima Coal menggandeng produk Amerika Serikat dan partner lokal.

"Sejauh mana persiapannya, hari ini kita sedang melakukan persiapan lahan dan pematangan lahan. Kalau tidak ada hambatan, mudah-mudahan sebelum akhir tahun atau sebelum Kuartal IV bisa delivery lahan untuk segera mulai konstruksi," kata Adika.

Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie.

Photo :
  • Dok. BUMI

Tentu, kata dia, target produksinya 1,8 juta ton metanol per tahun di mana kebutuhan domestik mungkin sekira 900 sampai 1,1 juta ton. Rata-rata, Adika melihat kebutuhan domestik ini akan ke B20 atau B30 sebagaimana program Pemerintah.

"Kita sebisa mungkin memprioritaskan kebutuhan domestik dan semua ini untuk mendukung by dieselnya Pemerintah Pak Jokowi. Setelah kita memenuhi kebutuhan domestik, keseimbangannya kita prioritaskan untuk ekspor," ucapnya.

Upacara HUT ke-74 RI Kelompok Usaha Bakrie,Syailendra Bakrie

Photo :
  • Mochamad Noerhakim

Sementara itu, Presiden Direktur Energi Mega Persada (EMP), Syailendra S Bakrie menjelaskan, pihaknya sudah berkontribusi dari target Pemerintah untuk mencapai produksi minyak mentah 1 juta barel di 2030 sekitar 60 persen sampai 70 persen. Tentu, kata dia, kelompok usaha Bakrie melalui EMP akan terus menggenjot program Pemerintah tersebut.

"Insya Allah selama kita oppurtunity untuk menemukan aset baru, akan kita lanjutkan. Salah satu program pemerintah adalah untuk mencapai produksi 1 juta barel 2030. Saat ini, kalau tidak salah kita masih 60-70 persen dari total target di 2030. Tentu dengan kapasitas kami akan terus membantu sebagai perusahaan lokal nasional program pemerintah 1 juta barel di 2030," ungkapnya.

Diketahui, Pemerintah Indonesia optimis target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang tercapai. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 1 September 2021.

"Pemerintah tetap optimis untuk meningkat produksi migas melalui kegiatan eksplorasi dan produksi yang lebih masif dan agresif, dengan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per day dan gas sebesar 12 ribu mmscf per hari pada tahun 2030," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya