BI: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV 2021 Defisit US$844 juta

Tumpukan uang dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia atau NPI tetap baik pada kuartal IV 2021, sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI tersebut tercatat defisit US$844 juta.

Defisit Neraca Pembayaran RI Kuartal II-2024 Turun Jadi US$0,6 Miliar

Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono menjelaskan, defisit NPI kuartal IV tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit. 

Dengan capaian dari perkembangan keseluruhan NPI kuartal IV 2021 tersebut, maka NPI secara keseluruhan pada 2021 mencatat surplus yang cukup tinggi yaitu mencapai US$13,5 miliar.

RAPBN 2025 Tetapkan Defisit Anggaran 2025 Rp 616,2 Triliun, Jokowi Pastikan Hati-hati Tarik Utang

Baca juga: Citilink Copot Juliandra Nurtjahjo Sebagai Dirut

“Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi sebesar US$144,9 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional,” ujar Erwin dari keterangannya pada, Jumat 18 Februari 2022.

Lanjutkan Rekor 51 Bulan, Surplus Neraca Perdagangan RI Juli 2024 Tergerus Jadi US$470 Juta

Adapun untuk transaksi berjalan pada kuartal IV 2021 tercatat surplus US$1,4 miliar atau 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus ditopang oleh surplus neraca barang yang tetap tinggi. 

Meski tercatat surplus transaksi berjalan kuartal IV 2021 lebih rendah dari capaian periode sebelumnya. Di mana surplus transaksi berjalan kuartal III 2021 mencapai US$5,0 miliar atau 1,7 persen dari PDB.

Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

“Surplus transaksi berjalan tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan barang seiring tetap kuatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh permintaan global dan akselerasi harga komoditas ekspor, khususnya batu bara,” jelasnya.

Adapun sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor juga tumbuh meningkat sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut. 

Pada kinerja transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang disebabkan oleh kenaikan penerimaan hibah Pemerintah di bidang kesehatan untuk penanganan pandemi COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya