Menkeu: Defisit Keseimbangan Primer November 2021 Turun 51,8 Persen
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Kementerian Keuangan mengumumkan, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir November 2021 masih defisit. Tapi, defisitnya lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu.
Defisit APBN itu mencapai Rp611 triliun dari target Rp1.006,4 triliun atau 3,63 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka defisit tersebut turun 31 persen dari November 2020 sebesar Rp885,1 triliun.
"Memang masih mengalami negatif, tapi kalau dibanding tahun lalu perbaikannya sudah luar biasa," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers, Kamis, 25 November 2021.
Sri menjelaskan, defisit tersebut dipengaruhi pendapatan negara yang mencapai Rp1.699,4 triliun atau naik 19,4 persen dibanding November 2020. Dibandingkan target Rp1.743,6 triliun, realisasinya 97,5 persen.
"Tahun lalu masih tumbuh negatif 15,1 persen, sehingga ini pemulihan yang sangat luar biasa. Rebound dari penerimaan negara kita yang kontraksi ke positif atau lonjakan yang lebih dari 25 persen," tegas Sri.
Sementara itu, belanja negara, Sri menyebutkan telah terealisasi Rp2.310,4 triliun. Tumbuh 0,1 persen dari periode yang sama tahun lalu dan sudah 84 persen dari target tahun ini sebesar Rp2.750 triliun.
"Belanja negara steady. Kalau kita lihat kita masih akan punya anggaran kalau dilihat dari total Rp2.750 triliun sebetulnya masih ada lebih dari Rp400 triliun yang mestinya bisa dibelanjakan dalam Desember ini," ucapnya.
Dengan catatan tersebut, keseimbangan primer mengalami defisit Rp281,8 triliun dari target tahun ini yang minus Rp633,1 triliun. Defisit keseimbangan primer itu turun 51,8 persen dari November 2020 sebesar Rp584,1 triliun.
"Ini adalah perbaikan dari kesehatan APBN yang akan kita jaga sehingga APBN kita akan menjadi instrumen yang bisa tetap diandalkan dalam situasi apapun," tutur Sri.
Untuk realisasi pembiayaan anggaran telah mencapai Rp642,6 triliun, turun 41,7 persen dari periode yang sama pada tahun lalu Rp1.101,5 triliun. Realisasinya 63,8 persen dari target tahun ini Rp1.006,4 triliun.