Ingin Didatangi Jokowi, Petani Ini Siap Dukung Presidensi RI di G20

Petani di Kalimantan Timur membuat sejumlah inovasi pertanian
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Punya lahan tak jauh dari lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Baru di Kalimantan Timur, sejumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani Setaria memiliki sejumlah inovasi di sektor pertanian. Mereka memiliki tekad di mana saat ada IKN baru pertanian di Kalimantan Timur harus organik.

UMKM Binaan Pertamina Berhasil Raih Transaksi Lebih dari 4,5 Miliar di Belanda

Ketua Kelompok Tani Setaria, Sutrimo mengatakan para petani di tempatnya pada awalnya adalah orang-orang yang resah usai terjadinya booming tambang di Kalimantan Timur. Di mana usai tambang semakin berkurang mereka justru tidak memiliki penghasilan dan pekerjaan.

Selain itu, alih pekerjaan yang dilakukan para pekerja tambang ke nelayan juga telah dilakukan, tapi gagal terjadi karena ikan-ikan yang ada di sungai sekitar telah tercemar limbah. Sehingga, akhirnya kini memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk membuat kegiatan pertanian dan peternakan.

Hasil Uji Lemigas dan LAPI ITB: Pertamax Bukan Penyebab Mobil Rusak

"Jadi setelah tambang berkurang kami juga jadi nelayan, tapi sungai tercemar sehingga kami beralih ke pertanian dengan memanfaatkan pekarangan. Dan upaya ini akhirnya kami manfaatkan untuk ketahanan pangan," jelas Sutrimo di Sanga-sanga, Kalimantan Timur, Sabtu 4 Desember 2021.

Tempat Pengelolaan Pupuk Organik (TPO) di Kalimantan Timur

Photo :
  • VIVA/Dusep Malik
Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 Desember 2024, Banyak yang Naik

Ia mengungkapkan, dalam pelaksanaan pertanian di wilayahnya tentu tidak mudah dilakukan dalam waktu cepat, mengingat lokasi, wilayah dan cuaca di Kalimantan Timur. Sehingga, akhirnya Petani Setaria mencari inovasi teknologi dan bersyukur mendapatkan bantuan dari PT Pertamina EP Asset 5 Sanga-sanga.

Adapun inovasi yang dilakukan adalah DAMKAR (Destilasi Asap Sekam Bakar). Di mana Sekam atau sisa bekas padi dilakukan proses pembakaran dan destilasi asap yang akan menghasilkan sekam bakar serta asap cair yang akan menjadi bahan untuk campuran pupuk organik dan campuran pupuk cair organik.

"Untuk pupuk organik bisa dipakai untuk tanaman pertanian, sementara asap cair dari pembakaran sekam juga bisa untuk mengurangi bau dari kotoran atau cairan peternakan," ungkapnya.

Jadi lanjut Sutrimo dengan sejumlah inovasi yang dilakukan petani kelompoknya juga mengklaim memiliki manfaat untuk mengurangi emisi CO2 di Kalimantan Timur.

Ia pun menunjukkan terkait pengurangan emisi CO2 itu telah dilakukan kajian oleh LPPM CARE IPB, di mana inovasi tersebut dapat kurangi emisi hingga 7,76 ton CO²eq per tahun.

"Jadi kami dalam menyambut IKN baru pertanian di sekitar harus organik dan kurangi emisi, dan ini sesuai visi Presiden Jokowi di G20 kemarin. Dan kami punya cita-cita pak Jokowi dapat ke sini lihat pertanian kami dan beli sapi di kelompok tani kami," ujar Sutrimo.

Baca juga: Tanam Padi Bareng Petani, Jokowi Ungkap Manfaat Bendungan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya