Daftar Lapangan Usaha yang Kinerjanya Turun pada Kuartal III-2021

Kantor BPS
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA – Badan Pusat Statistik atau BPS, telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 hanya sebesar 3,51 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang sebesar 7,07 persen.

Menguak 6 Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Tubuh

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada periode ini sebagian besar ditopang oleh 11 kategori lapangan usaha. Sedangkan enam lapangan usaha turun drastis.

"Ada 11 kategori selama kuartal III-2021 ini yang mengalami pertumbuhan. Terbesar adalah di Jasa Kesehatan," kata dia saat konferensi pers, Jumat, 5 November 2021.

Kadin Tegaskan Kebijakan Pengupahan Harus Berorientasi pada Pertumbuhan Ekonomi

Margo menjelaskan, 11 lapangan usaha yang tumbuh drastis adalah Jasa Kesehatan yang mencapai 14,06 persen, diikuti Pertambangan 7,78 persen, Informasi dan Komunikasi 5,51 persen serta perdagangan 5,16 persen.

Baca juga: COP26, Sri Mulyani Blak-blakan Sebut Negara Maju Gagal Tepati Janji

Tanpa Produk Sachet! Ini Cara Mudah Membuat Minuman Kolagen Anti Kerut

Sementara itu sektor Pengadaan Air tumbuh 4,56 persen, Jasa Keuangan 4,29 persen, Pengadaan Listrik dan Gas 3,85 persen, Konstruksi tumbuh 3,84 persen, Industri Pengolahan 3,68 persen, Real Estat 3,42 persen dan Pertanian 1,31 persen.

"Terbesar di Jasa Kesehatan yang tumbuh 14,06 persen dan terendahnya di sektor Pertanian yang tumbuh 1,31 persen," tegas Margo.

Dia menekankan, dari seluruh sektor yang tumbuh itu, lapangan usaha yang berkontribusi besar hingga 66,42 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 berasal dari Industri Pengolahan, Pertanian, Perdagangan, Konstruksi dan Pertambangan.

"Kenapa di kategori pertambangan dan penggalian tumbuh cukup tinggi karena terjadinya pertumbuhan yang cukup tinggi pada pertambangan bijih logam, batu bara dan lignit," ucapnya.

Sementara itu, lapangan usaha yang justru kontraksi atau minus terbesar terjadi di sektor Administrasi Pemerintahan yang turun 9,96 persen, diikuti Jasa Pendidikan minus 4,42 persen, Transportasi dan Pergudangan minus 0,72 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Selanjutnya, sektor Jasa Perusahaan minusnya sebesar 0,59 persen, Jasa Lainnya minus 0,30 persen dan Akomodasi dan Makanan Minuman yang malah minus 0,13 persen. Ini katanya tidak terlepas dari merebaknya varian delta COVID-19.

"Sudah pasti itu akibat mobilitas masyarakat yang terbatas. Ini kalau dilihat fenomenanya terkait dengan sebagai dampak adanya kebijakan PPKM Darurat," tutur Margo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya