Harga Komoditas Meroket, Bea Keluar dan PNBP RI Naik Tajam

Ponton besar bermuatan ribuan ton batu bara. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/MTohamaksun.

VIVA – Penerimaan negara dari sisi bea keluar maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh drastis berkat melonjaknya harga komoditas-komoditas unggulan ekspor Indonesia.

Bahlil Ungkap PNBP Sektor Minerba Tumbuh Berkali-kali Lipat, Tembus Rp 170 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, khusus untuk bea keluar mampu tumbuh hingga 910,6 persen per 30 September 2021. 

Meningkat tajamnya bea keluar ini menurutnya didorong peningkatan ekspor komoditi tembaga dan tingginya harga produk kelapa sawit.

Kemenkeu Bakal Tambah Direktorat Baru Buat Gali Potensi PNBP

Baca juga: Kinclong, hingga Kuartal III 2021 Penerimaan Pajak Naik 13 Persen

Oleh sebab itu, penerimaan kepabeanan dan cukai secara keseluruhan dikatakannya mencapai Rp182,9 triliun atau sudah sebesar 85,1 persen dari target APBN 2021.

Realisasi PNBP Kemenhub Capai Rp 10,17 Triliun, Menhub Pede Target 2024 Tercapai

"Bea masuk tumbuh 13,7 persen, cukai tumbuh 15,1 persen dan bea keluar tumbuhnya di atas 9 kali lipat atau 910 persen," kata dia saat konferensi pers, Senin, 25 Oktober 2021.

Sri menjabarkan, bea masuk hingga akhir kuartal III-2021 ini sudah Rp3,47 triliun. Sementara itu, bea keluar telah terkumpul Rp22,56 triliun dan menjadi catatan terbaik kementerian.

"Bea keluar kita seperti kita bisa duga melonjaknya luar biasa 910 persen, ini karena komoditas CPO maupun logam dasar, batu bara, nikel dan lain-lain," tegas Sri.

Minyak kelapa sawit (CPO) campuran Biodiesel.

Photo :
  • R Jihad Akbar/VIVAnews.

Melonjaknya harga CPO disebut-sebut naik akibat ketatnya persediaan. Sementara harga logam dasar meroket akibat krisis energi dan kebijakan dekarbonisasi.

Adapun untuk PNBP, Sri mengatakan, telah terkumpul Rp320,8 triliun. Data ini telah mencapai 107,6 persen dari target APBN 2021. 

Penerimaan ini ditopang oleh pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) migas yang tumbuh 16,4 persen akibat kenaikan harga minyak mentah Indonesia 10 bulan terakhir.

Selain itu, juga berkat kinerja pendapatan SDA non-migas yang tumbuh 78,3 persen. Ini karena adanya kenaikan harga batu bara, emas, perak, tembaga, timah dan nikel.

"Untuk SDA non-migas tumbuhnya lebih tinggi lagi, ini sudah di atas target APBN 119,8 persen terutama batu bara, emas, perak, tembaga, timah dan nikel," papar Sri.

Adapun untuk PNBP lainnya tumbuh hingga 32,9 persen atau mencapai 93,2 persen dari target APBN. Dipengaruhi kenaikan penjualan hasil tambang batu bara hingga DMO.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya