Darma Henwa Berhasil Gandakan Laba Bersih, Ini Strateginya
- Greencarreports
VIVA – PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melaporkan peningkatan laba bersih dua kali lipat pada semester I-2021. Ini disebut bisa dihasilkan dari penerapan tiga strategi utama secara konsisten oleh pihak manajemen perusahaan.
Direktur Utama DEWA, Rio Supin menjelaskan, ketiga strategi itu yakni mengurangi biaya operasi melalui program pemeliharaan yang efisien, dan praktik pengadaan global.
"Serta meningkatkan kapasitas produksi armada DEWA itu sendiri," kata Rio dalam keterangan tertulisnya, Jumat 22 Oktober 2021.
Rio pun membeberkan ikhtisar kinerja keuangan DEWA pada semester I-2021. Laba bersih tercatat meningkat 106,8 persen menjadi US$1,51 juta. Tercatat juga total aset tumbuh sebesar 5,0 persen menjadi US$578,1 juta dibandingkan per 31 Desember 2020 yang mencapai US$550,6 juta.
"Hal ini terjadi karena peningkatan aset tetap sejalan dengan penambahan kapasitas alat berat untuk melakukan lebih banyak pekerjaan in-house menggunakan peralatan sendiri," ujarnya
Sementara, pendapatan sedikit menurun sebesar 9,6 persen menjadi US$152,9 juta, dibandingkan dengan semester I-2020 yang mencapai US$169,1. Margin laba kotor tumbuh secara signifikan menjadi 10,3 persen dibandingkan semester I-2020 yang sebesar 0,5 persen akibat penurunan biaya subkontraktor sebesar 39,9 persen.
"Yang dikombinasikan dengan 24,1 persen biaya perawatan yang lebih efisien," kata Rio.
Kemudian, EBITDA operasional meningkat 96,3 persen menjadi US$35,9 juta, dibandingkan capaian semester I-2020 yang hanya sebesar US$18,2 juta. Marjin EBITDA operasional juga tercatat meningkat menjadi 23,5 persen, dibandingkan 10,8 persen di semester I-2020.
Perseroan mencatat peningkatan laba kotor 16 kali menjadi US$15,7 juta, dibandingkan US$0,92 juta di semester I-2020. Laba operasional juga meningkat sebesar 4,3 persen menjadi US$6,9 juta dibandingkan US$6,6 juta pada semester I-2020.
Rio menambahkan, DEWA mampu meningkatkan laba operasi meskipun rugi selisih kurs US$1,4 juta karena apresiasi rupiah, dibandingkan keuntungan US$11,8 juta pada semester I-2020. Dia menjelaskan, ini adalah kerugian non-tunai yang dihasilkan dari konversi nilai mata uang Rupiah ke Dolar Amerika Serikat.
"Manajemen utang yang lebih baik serta pembayaran utang yang konsisten terhadap bank dan pemodal sewa, meringankan beban keuangan sebesar 5,2 persen menjadi US$5,1 juta dibandingkan US$5,4 juta pada semester I-2020. Dan laba bersih meningkat 106,8 persen menjadi US$1,51 juta dibandingkan US$0,73 juta pada semester I-2020," ujarnya.
Baca juga: Politikus Desak Sofyan Djalil Mundur, BPN: Mafia Tanah Kalang Kabut