Pembangkit Listrik Tenaga Fosil yang Pensiun 2030 Bakal Diganti EBT

Menteri ESDM Arifin Tasrif
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menjelaskan, dalam rangka subtitusi retirement (pensiun) pembangkit listrik energi fosil serta untuk peningkatan kebutuhan listrik, maka penambahan pembangkit listrik mulai tahun 2030 seluruhnya akan berasal dari pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT).

Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli?

"Jadi mulai 2030 semua (pembangkit listrik) dari EBT, terutama dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)," kata kata Arifin dalam telekonferensi, Kamis, 21 Oktober 2021.

Baca juga: Genjot Pemulihan Ekonomi, Airlangga Kebut Vaksinasi Selesai Awal 2022

Tukar Poin Jadi Pohon Bantu Kurangi Emisi Karbon

Karenanya, Arifin pun memprediksi bahwa pada tahun 2060 mendatang, total kapasitas pembangkit listrik di Tanah Air seluruhnya ditargetkan berasal dari pembangkit energi baru terbarukan.

Menurutnya, Indonesia saat ini bahkan telah berkomitmen untuk mengatasi isu-isu terkait akses energi, teknologi cerdas dan bersih, dan pembiayaan di sektor energi. Sebagai langkah-langkah dalam mendukung pencapaian target Paris Agreement.

Sanf dan Asuransi Astra Tanam 600 Pohon Demi Tekan Emisi Karbon

Di mana, telah dipatok bahwa penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 adalah sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri. dan 41 persen dengan dukungan internasional.

"Karena aksi mitigasi yang berperan paling besar dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor energi adalah melalui pengembangan energi baru terbarukan," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Arifin juga mengatakan bahwa kebijakan energi global yang sedang berkembang saat ini adalah transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Yang minim emisi dan ramah lingkungan demi mencapai target net zero emission.

Ilustrasi PLTS Atap.

Photo :
  • istimewa

Dalam hal ini, dia memastikan bahwa Indonesia juga telah menyiapkan peta jalan (roadmap) transisi energi menuju net zero emission periode 2021 sampai 2060.

"Salah satu strategi utama yang akan dilakukan antara lain yakni opsi penggunaan nuklir yang direncanakan akan dimulai di tahun 2045. Dengan kapasitas hingga mencapai 35 Gigawatt (GW) di tahun 2060," kata Arifin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya