Bahlil Ajak Volkswagen Investasi Bahan Baku Baterai Listrik di RI

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. 
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

VIVA – Pemerintah terus menggencarkan usahanya untuk mengajak perusahaan-perusahaan di sektor otomotif global supaya berinvestasi di Indonesia. Investasi ini demi mengembangkan ekosistem pabrik mobil listrik dan baterainya di dalam negeri.

Produk Lokal Ini Bisa Atasi Ancaman Bahaya Kebakaran Baterai di Kendaraan Listrik

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pun telah bertemu langsung dengan CEO Volkswagen Group Components Thomas Schmall di Jerman akhir pekan lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Bahlil mengaku telah menjelaskan tentang komitmen pemerintah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari hulu hingga ke hilir. 

Bahlil Benarkan RI Impor Nikel di Tengah Upaya Hilirisasi RI, Begini Penjelasannya

Bahlil mengatakan, Kementerian Investasi/BKPM siap memfasilitasi kebutuhan bahan baku industri baterai dan kendaraan listrik Volkswagen di Eropa dan seluruh dunia.

"Saya datang langsung ke sini, untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi rencana investasi Volkswagen di Indonesia," kata dia dikutip dari keterangannya, Selasa, 12 Oktober 2021.

RI Ekspor Bahan Baku Baterai EV ke Pabrik Tesla Bulan Ini, Bahlil Dorong Selanjutnya Katoda

Baca juga: Sri Mulyani Main ke Kantor Michael Bloomberg, Ini yang Dibahas

Bahlil pun mengaku telah mendorong Volkswagen untuk merealisasikan rencana investasi mereka dalam industri pemurnian nikel hingga produksi Precursor Cathode Active Materials (PCAM) di Indonesia.

"Tidak usah khawatir dengan perizinan dan insentif yang akan diberikan pemerintah Indonesia. Kami akan urus langsung,” ucap Bahlil.

Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik.

Photo :
  • Electrek

Bahlil yakin dengan potensi Indonesia yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, menjadi peluang bagi produsen mobil listrik di dunia untuk masuk dan berinvestasi di Tanah Air.

“Saya ingin ada banyak pemain di industri baterai dan mobil listrik di Indonesia agar industri ini tumbuh pesat. Supaya konsumen memiliki banyak pilihan dan harga pun menjadi kompetitif,” tegasnya.

Merespons permintaan ini, Thomas menyatakan bahwa Volkswagen Group memang mempunyai ketertarikan untuk membangun industri pemurnian nikel hingga PCAM di Indonesia, supaya tidak hanya mengimpor saja dari Indonesia.

Volkswagen juga ingin mengetahui lebih lanjut terkait rantai nilai potensial bahan baku baku baterai dari Indonesia untuk kebutuhan pabrik baterai di Eropa yang akan datang, serta informasi terkini mengenai regulasi ekspor di Indonesia.

"Kami berharap dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM dalam memberikan rekomendasi pasokan bahan baku serta biaya yang stabil untuk produksi baterai pertama Volkswagen yang dijadwalkan akan dimulai pada kuartal II-2025 mendatang,” ujar Thomas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya