Bank Dunia Sebut Varian Delta Rusak Pemulihan Ekonomi Asia Pasifik

Gedung Bank Dunia.
Sumber :
  • Simone D. McCourtie / World Bank

VIVA – Bank Dunia merilis laporan ekonomi terbaru pada Senin waktu Amerika Serikat. Laporan itu mengungkap bahwa pemulihan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik telah dirusak oleh penyebaran varian Delta COVID-19,

Bangga, Siswa SMP Indonesia Juara Kompetisi JA SparktheDream Asia Pasifik

Dijelaskan, karena penyebaran varian Delta, kemungkinan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketidaksetaraan di kawasan tersebut 

Menurut World Bank East Asia and Pacific Fall 2021 Economic Update, aktivitas ekonomi mulai melambat pada kuartal II-2021, dan perkiraan pertumbuhan telah diturunkan untuk sebagian besar negara di kawasan ini. 

Menteri Ara Setuju Tapera Bersifat Sukarela: Jangan Maksa-maksa

Sementara ekonomi China diproyeksikan tumbuh sebesar 8,5 persen, wilayah lainnya diperkirakan tumbuh sebesar 2,5 persen, hampir dua poin persentase lebih rendah dari perkiraan pada April 2021.

“Pemulihan ekonomi negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik menghadapi pembalikan nasib,” kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Manuela Ferro, dikutip Selasa, 28 September 2021.

Tampil di Turnamen Asia Pasifik, Rajamantri Basketball Bandung Dapat Dukungan dari Upbit Indonesia

Baca juga: Penyewa Pusat Perbelanjaan hingga Warung Makin Dibikin Resah Anies

“Padahal pada 2020 wilayah tersebut menahan COVID-19 sementara wilayah lain di dunia berjuang, peningkatan kasus COVID-19 pada 2021 telah menurunkan prospek pertumbuhan untuk tahun 2021,” tambahnya.

Laporan tersebut juga memperkirakan sebagian besar negara di kawasan ini, termasuk Indonesia dan Filipina, dapat memvaksinasi lebih dari 60 persen populasi mereka pada paruh pertama tahun 2022. 

Meski hal itu tidak akan menghilangkan infeksi Virus Corona, namun akan secara signifikan mengurangi angka kematian, memungkinkan dimulainya kembali aktivitas perekonomian.

Kerusakan yang diakibatkan oleh kebangkitan dan persistensi COVID-19 kemungkinan akan mengganggu pertumbuhan dan meningkatkan ketidaksetaraan dalam jangka panjang.

“Vaksinasi dan pengujian yang dipercepat untuk mengendalikan infeksi COVID-19 dapat menghidupkan kembali kegiatan ekonomi di negara-negara yang sedang berjuang pada paruh pertama 2022, dan menggandakan tingkat pertumbuhan mereka tahun depan,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.

Bank Dunia mengatakan, kawasan tersebut perlu melakukan upaya serius di empat bidang untuk menghadapi peningkatan Virus Corona. Yaitu, mengatasi keraguan vaksin dan keterbatasan kapasitas distribusi, meningkatkan pengujian dan penelusuran, peningkatan produksi vaksin regional, dan memperkuat sistem kesehatan lokal. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya