Riset: Sewa Mal Kelas Menengah Paling Stabil Kala Pandemi
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Konsultan Properti Savills menjabarkan laporan terbaru mereka perihal perkembangan terkini dari pasar pusat perbelanjaan di Jakarta, pada Semester I-2021.
Dari segi penawaran dan permintaan, Savills mencatat bahwa setelah adanya kemerosotan besar tahun lalu ketika pandemi pertama kali melanda Indonesia. Sektor ritel saat ini mulai melihat sedikit peningkatan setelah pelonggaran penguncian kota awal tahun ini.
"Di sisi pasokan, tahun 2021 dimulai dengan pembukaan dua pusat perbelanjaan baru, Hub Life di Mal Taman Aggrek Residence dan Mal Pondok Indah 3," sebagaimana ditulis dalam laporan tersebut, dikutip Rabu, 22 September 2021.
Kedua proyek tersebut menyumbang sekitar 61.500 m2 ruang ritel baru untuk segmen mal upper grade. Dengan penambahan tersebut, total stok ritel di Jakarta meningkat menjadi sekitar 3,3 juta meter persegi. Dari total stok ritel Jakarta, mal middel up mendominasi pasar sekitar 40 persen, sedangkan mal high-end dan mal middle low grade memiliki porsi yang hampir sama yaitu sekitar 12-13 persen dari total.
Baca juga: Giring PSI Sebut Anies Pembohong, Wagub Riza: Hati-hati
Secara keseluruhan, penambahan bersih ruang mal antara Januari-Juni 2021 berjumlah sekitar 21.400 m2, atau lebih dari dua kali lipat penambahan bersih secara tahunan di tahun 2020 lalu. Dikombinasikan dengan sekitar 61.500 m2 pasokan baru yang ditambahkan pada periode ini, ketersediaan ruang mal di Jakarta sedikit meningkat dari 12 persen menjadi 13 persen.
"Segmen kelas atas mengalami peningkatan lowongan tertinggi dari 9 persen menjadi 12 persen pada akhir Juni 2021," kata laporan itu.
Sementara untuk ruang sewa mal, pada awal pandemi COVID-19 merebak di awal tahun lalu terjadi koreksi pada tingkat penyewaan terutama di segmen mal upper dan high end. Hal itu membuat beberapa pemilik menyesuaikan dengan perkembangan COVID-19 dari awal 2021.
Namun, rata-rata harga sewa saat ini masih di bawah level sebelum COVID-19 yakni sekitar 13 persen. Sedangkan di segmen mal upper grade harga sewa saat ini sekitar 19 persen di bawah level 2019.
Sementara di mal high-end, harga sewa saat ini berkisar Rp671.300 per m2 per bulan, sedangkan mal upper grade dikenakan biaya sekitar Rp409.400 per m2 per bulan.
Kemudian, harga sewa di mal middle up dan mal middle low, terbukti relatif lebih stabil. Di mana masing-masing sekitar Rp251.000 dan Rp198.400 per m2 per bulan.
Dari sisi prospek pasar, banyak analis tetap berhati-hati meskipun keputusan terbaru dari Pemerintah Pusat untuk menurunkan PPKM ke level 3 memungkinkan mal beroperasi di bawah aturan tertentu. Hal itu dinilai akan mendukung kepercayaan para peritel, dan mendorong masyarakat setempat untuk kembali ke mal.
Ke depan, total sekitar 373.000 m2 pasokan baru dijadwalkan memasuki pasar ritel di Jakarta antara tahun 2021 dan 2023. Di mana sekitar 104.000 m2 akan memasuki pasar pada tahun 2021, dan 114.000 m persegi lainnya pada tahun 2022.
Savills memandang, hal ini akan menarik peritel untuk memperluas jejak mereka, meskipun tantangan dari pandemi COVID-19 tetap ada. Optimisme ini didasarkan pada pertumbuhan konsumsi selama beberapa bulan terakhir, yang didukung oleh peningkatan kuat dalam pertumbuhan PDB.
Oleh karena itu, Savills berharap bisa melihat tingkat penawaran-permintaan yang lebih seimbang selama dua tahun ke depan, yang akan menjaga kekosongan dari kenaikan lebih lanjut.
"Harga sewa diproyeksikan akan pulih dari penurunan pada tahun 2020 secara bertahap dalam dua tahun ke depan, dan kembali ke tingkat sebelum COVID pada tahun 2023," tulis laporan itu.