BKPM Tawarkan Investasi di Bandara Kualanamu, Yuks Intip Proyeknya

Ilutrasi Suasana ruang tunggu yang sepi dari penumpang di Bandara Internasional Kualanamu
Sumber :
  • ANTARA/Septianda Perdana

VIVA – Kementerian Investasi atau BKPM bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II dan PT Angkasa Pura Aviasi melakukan penawaran ke pasar atau market sounding peluang investasi di Bandara Internasional Kualanamu.

Manfaatkan Investasi Hasil Kunjungan Kerja ke Berbagai Negara, Pemerintah Kejar Pembangunan KEK dan PSN

Melalui market sounding yang digelar secara daring tersebut pada Kamis 16 September 2021, terdapat tiga proyek infrastruktur yang ditawarkan dari bandar udara yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatra Utara ini.

Tiga proyek itu adalah Airport City yang terdiri dari hotel, convention hall, lapangan golf & driving range, theme park, retail, dan rumah sakit dengan luas lahan kurang lebih 135 hektare. Kemudian, E–Commerce Center Warehouse luas lahan 2 hektare dan Integrated Commercial Area- Factory Outlet and MICE dnegan luas lahan 20 hektare.

Siapkan Investasi Rp 267 Triliun hingga 2029, MIND ID Kerek Target Pendapatan Tahunan

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Nurul Ichwan menekankan pada acara tersebut bahwa bandara menjadi salah satu infrastruktur vital dalam sektor transportasi yang berdampak pada sistem konektivitas dan logistik. 

Pertumbuhan penumpang, pesawat, dan kargo perlu diimbangi dengan sistem dan infrastruktur bandara yang terintegrasi dengan teknologi dan sarana-prasarana pendukung yang memadai serta konsep airport city.

Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat dengan Prinsip FIRE (Financial Independence, Retire Early)

"Dengan adanya ketiga proyek yang ditawarkan ini, kami yakin dapat mendukung pengelolaan bandara sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Utara maupun Indonesia,” tegas Nurul.

Nurul berharap pengelolaan bandara ini tidak hanya dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, namun juga dapat mewujudkan konsep bandara masa depan sebagai infrastruktur multimoda dan multifungsi yang dapat mendorong pengembangan kawasan di sekitarnya.

Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menyampaikan, saat ini perusahaannya dalam tahap mencari mitra strategis untuk menjadi rekan dalam mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu bersama Angkasa Pura II selaku pemegang saham mayoritas.

"Mitra strategis nantinya akan menjadi pemegang saham maksimal 49 persen di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara sebesar 51 persen saham akan dikuasai Angkasa Pura II," kata dia pada kesempatan yang sama.

Keuntungan dari strategic partnership ini menurutnya akan menyebablan masuknya Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia yang terdiri dari Capex Commitment, Upfront Payment, serta pengembangan aset dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai International Airport Hub di kawasan wilayah barat Indonesia. 

"Kami selaku anak usaha plat merah yang diberi mandat dalam mencari mitra strategis dalam mengembangkan lahan Bandara Internasional Kualanamu menjadi lahan komersial terpadu," ungkap dia.

Ke depannya, kapasitas terminal penumpang Bandara Internasional Kualanamu menurutnya akan ditingkatkan hingga mencapai 40 juta penumpang per tahun. Pada masa PPKM Level 3 sekarang, bandara ini melayani penumpang sekitar 2 ribu sampai dengan 3 ribu penumpang per harinya.

Sedangkan pada masa normal dapat melayani penumpang berkisar 9-11 juta penumpang per tahun. Hal ini didukung dengan data angkutan kargo di Bandara Internasional Kualanamu dalam tiga tahun terakhir yang mencapai rata-rata 50.000 ton dalam setahun.

Bandara Kualanamu saat ini memiliki kapasitas terminal penumpang 9 juta orang per tahun dan menyandang status Bintang 4 dari Skytrax. Akses menuju Bandara Kualanamu didukung Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga akses dengan Kereta Bandara Railink waktu tempuh dari bandara ke Medan sekitar 30 menit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya