Airlangga Ungkap Alasan Pemerintah Jor-joran Gelontorkan KUR ke UMKM
- Dokumentasi Kemenko Ekonomi.
VIVA – Pengendalian kesehatan yang dibarengi dengan kebijakan pemulihan ekonomi mulai membuahkan hasil positif. Perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan di mana pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2021 mencapai sebesar 7,07 persen (Year on year/YoY).
Dalam program pemulihan ekonomi nasional, dukungan dunia usaha khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu prioritas Pemerintah. Peran UMKM pada perekonomian Indonesia cukup besar, di mana kontribusinya pada PDB 2019 mencapai 60,51 persen dan kontribusi tenaga kerja UMKM terhadap total tenaga kerja mencapai 96,92 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas UMKM di tengah Pandemi COVID-19. Sehingga, akselerasi pemulihan ekonomi nasional bisa terwujud.
“Harapannya, ketika UMKM bisa bangkit dan tumbuh maka akan mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar saat menghadiri secara daring kegiatan Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Ikatan Alumni ITB, dikutip Jumat, 10 September 2021.
Airlagga menegaskan, baik itu dunia usaha hingga kalangan akademisi harus dapat berperan dalam upaya peningkatan penyaluran dan pemanfaatan KUR untuk UMKM. Kontribusi itu dapat diberikan dalam bentuk apapun sesuai kapasitas masing-masing.
Pemerintah sendiri lanjut Airlangga, telah melakukan berbagai relaksasi kebijakan untuk mendorong UMKM di tengah pandemi. Antara lain peningkatan KUR tanpa agunan tambahan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta, dan tambahan subisidi bunga KUR sebesar 6 persen pada 2020 dan 3 persen pada 2021.
Baca juga: Kemenhub Genjot Kinerja Tol Laut Dukung Gelaran PON Papua
Kemudian, ada pula penundaan pembayaran angsuran pokok KUR, perpanjangan jangka waktu dan penambahan limit KUR, serta relaksasi persyaratan administrasi.
“Relaksasi kebijakan KUR tersebut merupakan bukti keberpihakan Pemerintah kepada UMKM agar dapat pulih dan tumbuh cepat di tengah pandemi,” tegasnya.
Kemenko Perkonomian mencatat dari Januari hingga 6 September 2021, penyaluran KUR telah terealisasi kepada 4,73 juta debitur dengan nilai mencapai Rp176,92 triliun. Capaian ini merupakan 69,93 persen dari target 2021 sebesar Rp253 triliun atau 62,08 persen dari target perubahan di 2021 sebesar Rp285 triliun.
Dia menegaskan Pemerintah terus mengupayakan agar KUR dapat dimanfaatkan secara luas bagi masyarakat yang menjalankan usaha produktif. Termasuk usaha rintisan (startup). Hal itu untuk menumbuhkan minat kewirausahaan dan mendorong pengembangan usaha hingga naik kelas.
Sinergi Pemerintah dengan anggota Ikatan Alumni ITB merupakan upaya untuk mengakselerasi penyaluran KUR, khususnya kepada pihak yang akan merintis usaha maupun yang sudah memiliki usaha namun sedang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.
Turut hadir dalam acara ini Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua Ikatan Alumni ITB, serta Direksi Penyalur KUR yaitu BRI, Bank Mandiri, dan BNI.