Cerita Jusuf Hamka Soal Persatuan Indonesia dan China Berani Lawan AS

Pengusaha Tionghoa Muslim Jusuf Hamka.
Sumber :
  • Youtube VDVC

VIVA – Pengusaha muslim beretnis Tionghoa, Jusuf Hamka atau yang juga sering dipanggil Babah Alun, meyakini bahwa leluhurnya etnis Tionghoa adalah orang-orang beragama Islam atau muslim.

Didukung Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Makin Pede Menang Pilkada Jakarta Satu Putaran

Kisah ini katanya pernah diceritakan oleh Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka yang merupakan orang tua angkatnya. Makanya kata dia ada hadis tuntutlah ilmu sampai negeri China.

"Kata Buya Hamka almarhum bahwa itu muslim, agama leluhur Tionghoa, makanya ada hadis yang mengatakan tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China, enggak ada ke Indonesia kan," tuturnya dikutip Kamis, 9 September 2021.

Perang Bintang AS dan China

Baca juga: 14 Tahun Nganggur, Jusuf Hamka Cerita Bangkit hingga Punya Tol

Oleh sebab itu, dia menekankan, setelah 1.400 tahun kini China berani melawan hegemoni Amerika Serikat. Namun saya dikatakannya orang-orang muslim Tionghoa juga selalu diberangus oleh Komunis. 

8 orang tewas dan 17 Luka-luka usai Insiden Penusukan di Sebuah Sekolah di China

"Dan coba lihat sekarang, buktinya apa, sudah kenyataan setelah 1.400 tahun yang berani lawan AS siapa, China. Iya karena komunisme masuk dia bilang diberangus lah, ini negara kita kaya orang-orangnya orang-orang baik cuma ya itu," paparnya.

Oleh sebab itu, dia menekankan, seperti yang disampaikan oleh Presiden Soekarno dahulu, untuk bisa menjadi Islam tidak perlu menjadi Arab, untuk menjadi Kristen tidak perlu menjadi Yahudi dan untuk menjadi Hindu tidak perlu menjadi India.

"Ini yang kita kadang kala begitu memeluk Kristen berasa paling hebat jadi kayak Yahudi yang Hindu kayak orang India yang Islam kayak syekh di Arab udahlah kita punya budaya sendiri budaya kita sangat baik saling menghargai," tegas dia.

Maka dari itu, dia menekankan, supaya Indonesia bisa bangkit saat ini harus kembali merujuk pada sila ke-3 Pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Pengamalan sila ke-3 ini pun dikatakannya telah ada sejak zaman dahulu.

"Dulu-dulu tahun 60-an enggak ada perpecahan kafir, islam, non islam, bahkan kami kalau dulu di kampung kalau ada Natalan kami dibantu orang Islam, kalau Lebaran kami dibantu orang Kristen. Tapi mudah-mudahan Pak Jokowi bisa selesaikan ini dengan baik, kita lihat on the right track sih," tegasnya.

Mau tau kisah lengkapnya Jusuf Hamka dalam meyakini konsep persatuan di Indonesia, saksikan wawancara lengkapnya dalam Program Speed Talk yang telah ditayangkan di Channel YouTube VDVC Talk #SpeedTalk #CariBeritaditvOne.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya