Rupiah Melemah Tipis Dipicu Data Inflasi yang Dianggap Stabil

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Kamis, 2 September 2021. Rupiah bergerak di kisaran bawah Rp14.300 per dolar AS.

Rupiah Melemah Lagi ke Level Rp 15.932 per dolar AS

Di pasar spot hingga 09.57 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.287 per dolar AS. Melemah sebesar 0,04 persen dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.282.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia terakhir berada di level Rp14.284 per dolar AS.

Rupiah Melemah Dipicu Kekhawatiran Perang di Ukraina dan Timur Tengah

Kantor Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, pergerakan rupiah ini lebih dipicu oleh data inflasi Indonesia yang stabil. Per Agustus 2021, inflasi Indonesia di level 0,03 persen secara bulanan.

"Publikasi data inflasi kemarin tercatat masih cukup stabil, dengan inflasi bulanan sebesar 0,03 persen secara bulanan atau 1,59 persen secara tahunan sesuai dengan ekspektasi," dikutip dari Tinjauan Ekonomi dan Pasar Harian. 

Rupiah Loyo Pagi Ini, Nyaris Tembus Rp16 Ribu per Dolar AS

Andry memperkirakan, inflasi berpotensi naik pada kuartal IV-2021 mengikuti pola musiman inflasi bulanan. Selain itu, kebijakan PPKM Level 3 – 4 yang terus dilonggarkan dapat mendorong tekanan inflasi dari sisi permintaan.

"Permintaan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Kami mempertahankan perkiraan inflasi 2021 di kisaran 2,28 persen atau berada dekat dengan batas bawah target inflasi BI yang sebesar 2-4 persen," ujar dia.

Dengan perkembangan ini, Kantor Kepala Ekonom Bank Mandiri memperkirakan, secara teknikal, pada perdagangan hari ini rupiah terhadap dolar AS akan berada pada interval Rp14.250–14.325.

"Rupiah dan imbal hasil SBN masih bergerak cukup stabil. Nilai tukar Rupiah dan SBN sedikit mengalami koreksi pada perdagangan di awal bulan September 2021. Rupiah kemarin sedikit melemah ke posisi 14.283 per USD," paparnya.

Baca juga: Dibanding Flu Spanyol, Gubernur BI Sebut Dampak COVID-19 Lebih Dahsyat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya