Taliban Kuasai Afghanistan Hebuskan Sentimen Negatif, Rupiah Melemah

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan Kamis, 19 Agustus 2021. Rupiah kembali tertekan oleh berbagai faktor, misalnya isu Taliban menguasai Afghanistan.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Balik Melemah Dipicu Kebijakan Tarif Trump

Di pasar spot, hingga pukul 09.11 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.401 per dolar AS. Melemah hingga sekitar 0,20 persen dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.373 per dolar AS.

Sementara itu, data terakhir kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan nilai tengah rupiah terakhir di level Rp14.384 dari sebelumnya Rp14.383.

Rupiah Loyo ke Level Rp 15.777 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini lebih disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap masih tingginya penyebaran Pandemi COVID-19.

"Menyebabkan para pelaku pasar mempertanyakan profil pertumbuhan global karena banyak negara berjuang untuk menangani wabah COVID-19 terbaru," tutur dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Rupiah Lanjut Menguat Pagi Ini Seiring Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Baca juga: Menko Airlangga Ungkap Peran ISPO Dorong Industri Sawit Berkelanjutan

Di sisi lain, dia juga menambahkan, pelaku pasar juga menaruh perhatian terhadap Taliban yang telah menguasai Afghanistan. Sebab, kondisi ini telah menjadi perhatian banyak negara, terutama terkait pencari suaka.

"Kekhawatiran bahwa Afghanistan bisa kembali menjadi tempat yang aman bagi teroris, meningkatkan ancaman terhadap keamanan," tegas Ibrahim.

Selain itu, pendekatan yang dilakukan Pemerintah China dengan menjamu delegasi Taliban menunjukkan adanya upaya untuk mengambil keuntungan maksimal dari gagalnya proyek Amerika Serikat di Afghanistan secara dramatis.

Dari dalam negeri, isu atau faktor yang menghambat pelemahan lebih lanjut terhadap nilai tukar rupiah dikatakannya adalah terus surplusnya neraca perdagangan Indonesia. Surplus ini telah terjadi beruntun 15 bulan.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.360 - Rp14.390 per dolar AS," papar Ibrahim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya