Meski Keluar Resesi, Sri Mulyani Khawatirkan Ini dari Ekonomi RI

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku, masih khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya, meskipun sudah mampu keluar dari zona resesi pasa kuartal II-2021.

Presiden Prabowo Ajak Negara-negara D8 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Agar Bisa Dukung Palestina

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi RI sudah tumbuh 7,07 persen secara tahunan pada kuartal II-2021. Sementara itu, secara kuartalan, pertumbuhannya mencapai 3,31 persen.

Dengan demikian, ekonomi Indonesia sudah pulih dan keluar dari zona resesi yang sejak kuartal II-2020 hingga kuartal I 2021 terus tumbuh di zona negatif, masing-masing -5,32 persen dan -0,71 persen.

Sekjen Perindo Dukung Target Swasembada Pangan Presiden Prabowo dan Target Ekonomi Tumbuh 8 Persen

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 7,07 Persen, Airlangga: Lebih Tinggi dari India

Tapi, menurut Sri, perbaikan ekonomi ini harus terus di jaga di tengah semakin memburuknya penyebaran varian delta COVID-19 di berbagai negara. Menurutnya ini bisa kembali menekan kinerja ekspor.

Bertemu 24 Pengurus Kadin Provinsi, Anindya Bakrie Bahas Dukungan Pengusaha Sukseskan Program Prabowo

"Dengan menyebarnya COVID delta di seluruh dunia juga diperkirakan akan memengaruhi global outlook dan ekspor kita," ungkap Sri saat konferensi pers, Jumat, 6 Agustus 2021.

Selain itu, Sri melanjutkan, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat atau level 4 juga akan kembali berpotensi menekan laju pemulihan dunia usaha secara umum.

Dia memperkirakan, sektor-sektor ekonomi yang pada kuartal II-2021 telah tumbuh, berpotensi kembali tertekan terutama untuk sektor seperti perdagangan, transportasi hingga akomodasi, makanan dan minuman.

"PPKM Darurat juga akan memberikan dampak pada sektor-sektor yang sangat tergantung pada mobilitas masyarakat yaitu seperti sektor perdagangan, transportasi hotel dan restoran," tutur Sri.

Oleh sebab itu, dia memastikan, melalui instrumen APBN, pemerintah akan terus bekerja keras untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi nasional.

"Untuk mengendalikan penyebaran varian Delta COVID-19 berbagai upaya mitigasi dan untuk kurangi dampak yang sangat signifikan pada masyarakat dan sosial dari dilaksankaannya PPKM Darurat," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya