Belanja Kesehatan Meningkat Picu Inflasi Juli 2021 Sebesar 0,08 Persen

Kepala BPS Margo Yuwono
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juli 2021 sebesar 0,08 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari-Juli 2021 sebesar 0,81 persen dan secara tahunan 1,52 persen.

7 Manfaat Alpukat untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Menyehatkan Jantung!

Besaran inflasi ini lebih baik dibandingkan dengan Juni 2021 yang malah mengalami deflasi sebesar 0,16 persen secara bulanan. Secara tahunannya juga lebih baik dibandingkan inflasi periode yang sama sebesar 1,33 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, angka inflasi itu diperoleh berdasarkan pemantauan Indeks Harga Konsumen atau IHK di 90 kota yang menunjukkan inflasi di 61 kota. Sedangkan 29 kota mengalami deflasi.

6 Cara Mudah Mendapatkan Bodi Ideal yang Lagi Viral di Media Sosial

Inflasi tertinggi, terjadi di Sorong sebesar 1,51 persen dan terendah di Sampit 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi di Manokwari minus 0,83 persen dan terendah di Maumere dan Samarinda yang minus 0,02 persen.

"Komoditas pemyumbang inflasi di Sorong diantaranya disebabkan oleh adanya kenaikan harga pada komoditas ikan kembung, cabai rawit, dan juga ikan tongkol," kata dia, saat konferensi pers, Senin, 2 Agustus 2021.

Terpopuler: 10 Makanan Bantu Turunkan Berat Badan hingga Intip Deretan Promo Pilkada

Baca juga: Manuver Bisnis Baru, BNBR Ingin Naik Kelas ke Perusahaan Berkelanjutan

Deflasi yan terjadi di Manokwari menurutnya akibat terjadinya penurunan harga untuk jenis ikan tertentu  v4pdan adanya penurunan komoditas kangkung. Selain itu, harga tomat yang turun juga menyumbang deflasi.

Secara umum, Margo mengatakan, inflasi pada bulan ini dipicu oleh kelompok pemeluaran kesehatan sebesar 0,24 persen dengan andil 0,01 persen. Diikuti makanan, minuman dan tembakau yang sebesar 0,15 persen dengan andil 0,04 persen.

"Inflasi terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan. Untuk makanan, minuman dan tembakau komoditas dominannya yaitu berasal dari cabai rawit," ujar dia.

Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada bulan itu sebesar 0,07 persen dengan andil 0,05 persen. Untuk harga-harga bergejolak atau volatile food mengalami inflasi 0,14 persen, dengan andil sebesar 0,02.

"Kalau dilihat komoditasnya yang mendorong inflasi inti di antaranya adalah obat dan resep, kemudian sabun detergen, sabun mandi cair, deodoran, obat gosok dan bimbel," tutur Margo.

Sementara itu, untuk harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price terjadi inflasi sebesar 0,05 persen dengan andilnya 0,01 persen. Ini, lebih disebabkan adanya kenaikan harga rokok kretek filter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya