Wasiat Pengusaha Akidi Tio Sumbang Rp2 T untuk Tangani COVID Terwujud
- Istimewa via Sadam Maulana.
VIVA – Pengusaha asal Langsa, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, memberikan sumbangan dengan jumlah yang fantastis, untuk masyarakat yang terdampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Sumatera Selatan.
Tidak main-main, sumbangan yang diberikan mencapai Rp2 triliun. Sumbangan tersebut merupakan amanah dari Almarhum Akidi Tio. Bantuan ini diserahkan oleh Prof dr Hardi Darmawan, dokter keluarga almarhum Akidi di Polda Sumatera Selatan, Senin, 26 Juli 2021.
"Saya menyampaikan amanah ini setelah mendapat telepon dari salah satu anak Akidi. Dalam sambungan telepon, saya diminta untuk memberikan bantuan sebesar Rp2 triliun kepada warga Sumatera Selatan," ungkap Hardi.
Hardi menjelaskan, dari pembicaraan itu pihak keluarga Akidi meminta agar dana itu dimanahkan kepada Kepala Polda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri. Sebab, Jenderal bintang dua ini mengenal baik keluarga almarhum saat sedang bertugas di Aceh.
"Awalnya saya mengira telepon itu panggilan saya sebagai dokter, karena sudah 48 tahun saya dokter keluarga almarhum bapak Akidi. Ternyata diminta untuk menyerahkan bantuan Rp2 triliun ke Kapolda Sumatera Selatan untuk warga yang terdampak PPKM," kata Hardi.
Menurut Hardi, selama pandemi COVID-19 keluarga almarhum Akidi memang sering memberikan bantuan ke panti jompo, serta warga yang terdampak lainnya di Sumatera Selatan. Timbulnya rasa kepedulian itu, lantaran almarhum Akidi sebelumnya pernah tinggal di Palembang.
"Semasa hidupnya almarhum Akidi selalu berpesan kepada anak dan cicitnya untuk memberikan kepedulian kepada sesama. Semua anak almarhum menjadi pengusaha, amanah inilah yang diteruskan oleh anak-anaknya," ujarnya.
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri, mengaku terkejut saat dirinya mendapatkan amanah untuk menyampaikan bantuan Rp2 triliun kepada warga yang terdampak.
Menurut Eko, agar bantuan ini dapat sampai tepat sasaran mereka akan membentuk tim untuk mengkaji kebutuhan warga Sumatera Selatan saat ini. Namun, bantuan ini diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen, obat-obatan, insetif bagi tenaga kesehatan, termasuk juga tempat isolasi bagi masyarakat.
"Dana itu nantinya digunakan untuk menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir mulai dari penyediaan kebutuhan warga yang membutuhkan.Harapannya, Sumsel bisa segera keluar dari situasi pandemi," kata Eko.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy menambahkan, selain kebutuhan obat, dana tersebut kemungkinanan digunakan untuk mempercepat proses pemeriksaan baik dengan menambah jumlah laboratorium reaksi berantai PCR.
Sebab, Sumatera Selatan saat ini hanya memiliki 15 laboratorium dengan kapasitas 2.000 sampel per hari. "Untuk mempercepat pemeriksaan, tentu penambahan kapasitas sangat diperlukan.
"Kemungkinan, bantuan ini juga digunakan untuk menyediakan alat transportasi untuk mengantar oksigen di beberapa tempat. Ketersediaan transportasi untuk oksigen memang masih menjadi kendala walaupun untuk sumbernya terbilang melimpah karena per hari bisa menghasilkan setidaknya 33 ton oksigen medis," jelasnya.