IHSG Melemah, Intip Rekomendasi Saham Awal Pekan
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan awal pekan. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di zona merah dan terus berlanjut hingga sat ini.
Pada pukul 09.00 WIB, IHSG berada di level 6.062,97. Kemudian, bergerak di zona merah hingga di posisi 6.050,36 atau 0,37 persen dari posisi perdagangan akhir pekan lalu. Meski begitu, pergerakannya masih berfluktuasi.
Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menjelaskan, pergerakan IHSG terkonfirmasi kuat di atas bearish trend line dengan peluang lanjutan penguatan menguji resistance secara teknikal.
Indikator Stochastic dan RSI dikatakannya bergerak pada sinyal positif dengan momentum yang relatif bullish. Sementara itu, Indikator MACD terkonsolidasi dengan arah histogram yang positif memberikan indikasi penguatan lanjutan di awal pekan.
"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi bertahan di jalur penguatannya dengan support resistance 6.032-6.108," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini, Senin, 19 Juli 2021.
Baca juga: Mengejutkan, Ada Jalan Tol di Indonesia yang Bisa ‘Bernyanyi’
Lanjar mengungkapkan, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal sepanjang hari ini di antaranya AALI, ADHI, ADRO, ASII, BBNI, BBTN, HRUM, MNCN, SMRA, TINS, INCO.
"Secara sentimen, IHSG berpotensi menguat terbatas terbebani bursa saham regional dan kepercayaan investor terhadap iklim investasi emerging market di tengah lonjakan inflasi AS dan angka kasus COVID-19 yang masih tinggi," tutur dia.
Lanjar juga menjelaskan, Bursa Asia berpotensi memulai pekan ini dengan cukup berat di tengah kekhawatiran tentang percepatan inflasi dan minyak akan menjadi fokus setelah OPEC dan sekutunya mencapai kesepakatan untuk meningkatkan pasokan global.
"Futures turun di Jepang, Australia dan Hong Kong. Indeks S&P 500 turun untuk minggu pertama dalam empat minggu," papar dia.
Komoditas energi hingga logam mayoritas naik dimana Harga Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,2 persen menjadi US$71,81 per barel, Batubara Newcasle naik 2.42 persen menjadi 127.20 per mton, Timah naik 1,68 persen dan Nikel naik 1,87 persen.