IHSG Dibuka Melemah, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, 14 Juli 2021 dibuka melemah 3,79 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.008,24.

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi memprediksi, IHSG berpotensi bergerak mendatar dan mencoba bertahan di level psikologis. 

"Setelah sebelumnya, IHSG ditutup melemah 66,54 poin kelevel 6.012,03 dengan saham-saham di sektor teknologi (-2.59 persen), Infrastruktur (-2.43 persen) dan Kesehatan (-1.87 persen) terkoreksi," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada VIVA.

Ia melanjutkan, saham-saham berkapitalisasi besar alami aksi jual investor asing seperti BBRI, BBCA, ARTO dan TLKM. Menurutnya, ini karena PPKM darurat.

"Adanya PPKM darurat guna menahan laju pertumbuhan kasus COVID-19 membuat tingkat kepercayaan investasi investor menurun," kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan, kondisi pemulihan ekonomi yang ditandai pertumbuhan inflasi di AS justru kembali menarik investor yang terlihat pada bursa saham Wallstreet yang lagi-lagi capai rekor tertinggi.

Baca juga: Menko Luhut: Kunci Utama Lawan COVID-19 Bukan Obat dan Vaksin

Sementara itu, Bursa Asia berpotensi bergerak terkonsolidasi melemah setelah Wallstreet jatuh dari rekor dan imbal hasil obligasi naik. Hal ini menyusul lonjakan inflasi AS yang mengejutkan yang memicu perdebatan tentang berapa lama kebijakan Federal Reserve dapat tetap sangat longgar.

Secara teknikal, lanjut dia, IHSG gagal break out upper bollinger bands dan membawa pergerakan harga saham kembali menguji level psikologis, MA50 dan bullish trend line di kisaran 5980-6000. 

Sementara, indikator stochastic dan RSI memberikan pergerakan momentum bearish dengan pergerakan terkonsolidasi pada area middle oscillator. 

"Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi kembali tertekan menguji MA50 dan bullish trendline dengan support resistance 5.980-6.052,” ujarnya.

Dia juga memberikan rekomendasi saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya AKRA, BBRI, JPFA, JSMR, KLBF, LSIP, MEDC, SMRA, UNVR.

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, Bursa Asia berpotensi bergerak terkonsolidasi melemah setelah Wallstreet jatuh dari rekor dan imbal hasil obligasi naik. Hal ini menyusul lonjakan inflasi AS yang mengejutkan yang memicu perdebatan tentang berapa lama kebijakan Federal Reserve dapat tetap sangat longgar.