Menko Airlangga Tegaskan RI Akan Jadi Contoh Pembangunan Berkelanjutan
- Istimewa
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Indonesia bertekad untuk menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi. Hal tersebut dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan di masa depan.
Hal itu disampaikan Airlangga ketiga ewakili dalam forum dialog Forest, Agriculture and Commodity Trade (FACT). Dalam kesempatan itu Indonesia memimpin sebagai co-chair bersama dengan Inggris, selaku tuan rumah KTT Perubahan Iklim COP26.
Forum ini diketahui merupakan salah satu side event yang akan diselenggarakan sepanjang tahun dalam rangkaian kegiatan menuju Sidang Perubahan Iklim COP26. Yang, agenda puncaknya akan diadakan pada bulan November di Glasgow, Inggris.
Pertemuan awal pejabat negara setingkat menteri (First ministerial roundtable) dari 26 negara telah dilakukan pada Kamis kemarin. Forum dialog ini bertujuan untuk menjadi wadah kolaborasi, baik bagi negara-negara produsen maupun konsumen dalam mempromosikan perdagangan komoditas dan pembangunan sembari menguatkan perlindungan terhadap lingkungan dan hutan.
Baca juga: Dua BUMN Kandidat Kuat Pengelola TMII
Dialog ini penting, di tengah banyaknya kebijakan perdagangan yang restriktif dari negara-negara Eropa. Melalui forum ini Indonesia menegaskan sikapnya.
“Indonesia akan memimpin dengan memberikan contoh (leading by example),” kata Airlangga dikutip Jumat 16 April 2021.
Indonesia tegas Airlangga, telah mengambil langkah-langkah konkret sebagai negara pertama yang mengimplementasikan Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bersama Uni Eropa dan Inggris. Indonesia juga telah melakukan penguatan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Airlangga menjabarkan, Indonesia juga telah berhasil menurunkan 91,84 persen luas area kebakaran lahan dibandingkan tahun sebelumnya pada 2020. Capaian itu merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam menjaga keberlangsungan lingkungan di tengah pembangunan.
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kebakaran hutan di Indonesia pada tahun lalu adalah seluas 300.000 hektare. Sementara itu di Amerika Serikat seluas 3,5 juta hektare, di Uni Eropa seluas 400.000 hektare, hutan amazon seluas 2,2 juta dan 18,6 juta hektare di Australia pada periode yang sama.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pasifik dan Lingkungan Inggris, Lord Zac Goldsmith menegaskan, undangan dan tawaran Co-chairmanship Dialog FACT kepada Indonesia merefleksikan pengakuan Inggris terhadap komitmen kuat Indonesia. Khususnya dalam penanganan di bidang perlindungan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.
“Terdapat peluang bagi dunia untuk melakukan suatu pendekatan yang berkelanjutan antara pemanfaatan lahan dan produksi komoditas senilai US$4,5 triliun setiap tahun hingga 2030, seraya menjaga lingkungan,” ujar Lord Goldsmith.
Lebih lnjutAirlangga juga menjelaskan upaya yang telah dilakukan Pemerintah dalam mewujudkan produksi dan perdagangan berkelanjutan yaitu dengan. Antara lain penerapan ISPO, upaya mengurangi kayu illegal dan deforestasi dan upaya restorasi dan rehabilitasi lahan gambut.
Indonesia juga telah melakukan penetapan lahan konservasi. Hal tersebut dalam upaya untuk mengurangi emisi sebesar 29 persen di 2030. Bahkan bukan tak mungkin dengan dukungan kerja sama internasional itu diperkirakan pengurangan emisi bisa mencapai 41 persen.
Dalam pertemuan itu menyepakati joint statement on principles for collaboration under the sustainable FACT dialogue. Kemudian, forum juga menyepakati pembentukan empat kelompok kerja, antara lain trade and market development, smallholder support, transparency and tracebility, dan kelompok kerja research, development and innovation.