Ekspor Indonesia Maret 2021 Tertinggi Sejak Satu Dekade Terakhir
- Arrijal Rachman/VIVA.co.id.
VIVA – Indonesia mampu menggeliatkan kinerja ekspor pada Maret 2021. Bahkan, secara nilainya, mampu mencatatkan angka tertinggi sejak satu dekade terakhir.Â
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, peningkatan ini tidak terlepas dari mulai meningkatnya permintaan dunia terhadap barang-barang ekspor RI. Nilai ekspor Indonesia pada bulan itu sebesar US$18,35 miliar.Â
Nilai tersebut Naik sebesar 20,31 persen dibandingkan posisi pada Februari 2021 dan naik hingga 30,47 persen dibanding nilai ekspor pada Maret 2020.
Di samping itu, dia mengungkapkan, kinerja ekspor di tengah masa pemulihan ekonomi dari dampak Pandemi COVID-19 ini mampu mencapai angka tertingginya sejak 10 tahun lalu. Pada Agustus 2011, ekspor Indonesia menjadi yang tertinggi sebesar US$18,64 miliar.
Baca juga:Â Selain Vaksin, RI Banyak Impor Jeruk Mandarin dari China Maret 2021
"Memang tinggi sekali yaitu US$18,35 miliar. Ini tertinggi sejak Agustus 2011, pada waktu itu nilai ekspor kita US$18,64 miliar," kata dia saat konferensi pers, Kamis, 15 April 2021.
Positifnya kinerja ekspor ini, dikatakan Suhariyanto, tidak terlepas dari tumbuh pesatnya ekspor di semua sektor. Mulai dari kinerja ekspor minyak dan gas bumi (migas), pertanian, industri pengolahan hingga pertambangan dan lainnya.
Untuk migas, nilai ekspor pada Maret 2021 naik sebesar US$910 juta atau naik 5,28 persen secara month to month (mtm) dan naik hingga 38,67 persen yoy. Sedangkan sektor pertanian US$390 miliar atau naik 27,06 persen mtm dan 25,04 persen yoy.
"Ada beberapa komoditas yang mengalami ekspor cukup besar, seperti sarang burung, tanaman obat aromatik dan rempah, cengkeh, tembakau dan lada putih," kata pria yang akrab disapa Kecuk.
Adapun untuk sektor industri pengolahan mencatatkan ekspor senilai US$14,84 miliar. Nilai ini tumbuh sebesar 22,27 persen dibandingkan Februari 2021, sedangkan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu tumbuhnya mencapai 33,45 persen.
"Ini terjadi karena adanya kenaikan ekspor baik dari minyak kelapa sawit, besi dan baja, kimia dasar organik yang bersumber dari minyak," tegas dia.
Sementara itu, untuk ekspor di sektor pertambangan dan lainnya seniliai US$2,22 miliar. Nilai ekspor tersebut mengalami kenaikan hingga 13,68 persen secara bulanan sedangkan secara tahunan naiknya sebesar 11,93 persen.
"Ekspor kita ke Tiongkok pada Maret 2021 ini meningkat sebesar US$774,6 juta. Ekspor kita ke India juga meningkat (US$519,5 juta) demikian juga dengan AS (US$212,6 juta)," paparnya.